Subscribe:

Ads 468x60px

Labels

Minggu, 07 Oktober 2012

ekonomi mikro



BAB I
PENDAHULUAN

Ilmu ekonomi merupakan bidang ilmu pengetahuan yang bermula pada tahun 1776. Yaitu setelah Adam Smith yang berasal dari inggris menerbitkan bukunya  berjudul “An inqury into the Nature and causes of the Wealth of Nation” Adam Smith dikenal sebagai bapak ilmu ekonomi.
Kemajuan teknologi didalam revolusi industeri tidak bisa dihindarkan lagi, sehingga mendorong kemajuan didalam teori ekonomi yang berbeda dengan masa adam smith, pertumbuhan modernisasi sangat mempengaruhi perkembangan pemikiran-pemikiran ekonomi dan pola konsumsi masyarakat.
Mempelajari ilmu ekonomi sering dikaitkan dengan uang, mengatur uang, dan hidup irit tidka boros. Uang memang dipelajari akan tetapi banyak lagi yang dibahas dalam ilmu ekonomi, ilmu  ekonomi mempelajari tentang keinginanya manusia didalam kehidupanya yang sipatnya tidak terbatas. Tidak semua keinginan tersebut tercapai disebabkan terbatasnya sumberdaya yang ada sehingga manusia dihadapkan pada pilihan, menentukan pilihan bukanlah hal yang mudah dan hal inilah yang dipelajari dalam ilmu ekonomi.
a.       PERMASALAHN KELANGKAAN (Scarcity)
Membuat pilihan berarti membuat keputusan, membuat keputusan akan dihadapi setiap individu manusia maupun perusahaan, membuat keputusan tentang cara terbaik untuk melakukan suatu kegiatan ekonomi. Kegiatan ekonomi dapat didefinisikan sebagai kegiatan seseorang atau suatu perusahaan ataupun suatu masyarakat untuk memproduksi maupun mengkonsumsi barang dan jasa.
Tuntutan untuk melakukan kegiatan ekonomi yang terbaik perlu dilakukan dikarnakan adanya “Scarcity” yaitu maslaah “kekurangan” atau “kelangkaan” kelangkaaan menyangkut kualitas , kuantitas dan waktu. Suatu tidak langka jika jumlah (kuantitas) sesuai dengan kebutuhan berkualitas baik tersedia dimana saja (di setiap tempat) dan kapan saja (waktu) dibutuhkan.
b.      Pilihan-pilihan (Choises)
Keterbatasan kemampuan dan ketersediaan sumber daya mnyebabkan orang harus melakukan pilihan yang bersifat kolektif maupun individu, misalnya karena sedikitnya penghasilan maka konsumen harus memilih pemuasan kebutuhan mana yang harus didahulukan..
c.       Biaya kesempatan (Opportunity Cost)
Manusia sebagai makhluk rasional sehingga pilihan-pilihan yang dibuatnya berdasarkan pertimbangan untung rugi, yaitu mempertimbangkan biaya yang akan dikeluarkan dan membandingkanya dengan manfaat yang didapatkanya.
Konsep biaya antara ilmu ekonomi dengan akuntansi memiliki perbedaan, bagi seorang akuntan biaya adalah total uang yang dikelurkan untuk memperoleh atau menghasilkan sesuatu, sementara ilmu ekonomi melihat dari sudut pandang yang lebih luas.
Contoh: Nona Lia membeli mobil bekas Rp. 70 jt, mobil tersebut di perbaiki dengan biaya Rp. 10 Jt. Maka dalam konsep akuntansi perolehan mobil tersebut adalah Rp. 80 jt kemudian mobil tersebut dijual dengan harga Rp. 92 jt dan mendapatkan keuntungan Rp. 12 jt sementara apabila dilihat dari konsep ilmu ekonomi penggunaan uang Rp. 80 jt jika tidak digunakan untuk pembelian mobil maka alternatif lainya adalah deposito, jika suku bunganya 20% maka akhir tahun akan mendapatkan keuntungan Rp. Rp. 16 jt sehingga apa bila uang tersebut di gunakan membeli mobil walupun ada untung tetapi dalam ilmu ekonomi rugi atau kehilangan biaya kesempatan.
Fungsi Mikro Ekonomi
Permasalahan ekonomi merupakan permasalahan pilihan alokasi sumber daya yang langka, kelangkaan membuat usaha untuk memperolehnya membutuhkan pengorbanan (biaya), ilmu ekonomi hanyalah alat untuk menganalisis keadaan yang dihadapi karena realitasnya begitu kompleks, maka diperlukan penyederhanaan. Fungsi ekonomi mikro mempelajari kebiasaan individu membuat keputusan sebagai pelanggan, pemilik modal dan perusahaan
Jenis-Jenis Barang
Barang adalah benda-benda yang berwujud yang digunakan masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya atau untuk menghasilkan barang lain yang akan memenuhi kebutuhan masyrakat, contoh: beras, minuman, buku.  jasa tidak dapat digolongkan sebagai barang, karena tidak berwujud tetapi dapat meberikan kepuasan dan memenuhi kebutuhan. Barang ekonomi adalah barang yang memerlukan usaha untuk memperolehnya. Barang Cuma-Cuma seperti udara, sinar matahari dan air hujan. Barang konsumsi sepertihalnya makanan, pakaian, spedah motor. Barang modal. Mesin, peralatan bengkel dan bangunan poerkantora. Barang ekonomi juga dibedakan menjadi barang akhir seperti halnya: roti, kursi dan mobil  dan barang setengah jadi/ barang antara seperti halnya tepung gandum karet.
Metodelogi Ilmu Ekonomi
Definisi ilmu selalu dihubungkan kepada keadaan ketidak seimbangan diantara (i) kemampuan faktor-faktor produksi untuk menghasilkan barang dan jasa (ii) keinginan masyarakat untuk mendapatkan barang dan jasa. Menurut Profesor P.A.Samuelson memberikan definisi ilmu ekonomi adalah : suatu studi mengenai individu dan masyarakat membuat pilihan-pilihan, dengan atau tanpa penggunaan uang, dengan menggunakan sumber-sumber daya terbatas tetapi dapat digunakan dalam berbagai cara untuk menghasilkan berbagai jenis barang dan jasa dan mendistribusikanya untuk kebutuhan konsumsi sekarang dan masa datang, kepada berbagai individu dan golongan masyarakat     
a.       Teori Ekonomi
Ilmu ekonomi menaruh perhatian terhadap kemampuan memberi penjelasan dan prediksi atas gejala-gejala yang diamati.
b.      Model Ekonomi
Model ekonomi menjelaskan kesibukan pabrik-pabrik antrian panjang pekerja dan aktivitas ekonomi sebenarnya merupakan proses pertukaran sumber daya  yang dimiliki rumahtangga konsumen dengan rumah tangga produsen



 

Diagram siklus kegiatan ekonomi
Metode Deduktif dan induktif
Metode deduktif adalah metode pengambilan keputusan untuk hal-hal khusus berdasarkan kesimpulan yang bersifat umum. Misalnya secara umum disimpulkan bila harga suatu barang meningkat, maka permintaan terhadapnya menurun.
Metode induktif (mengambil kesimpulan untuk hal-hal umum dari hal khusus) perintis metode ini adalah John Maynard Keynes, ekonom inggris yang dikenal sebagai Bapak ekonomi makro, dampak posited dari metode induktif adalah meningkatnya kegiatan penelitian ekonomi yang telah menghasilkan pemahaman- pemahaman baru dalam ilmu ekonomi baik mikro maupun makro.
Dalam mempelajari ilmu ekonomi perlu mempelajari pernyataan positif dan pernyataan normative, pernyataan positif  merupakan pernyataan yang mengandung arti: apakah yang wujud atau telah wujud atau akan wujud? Kebenaran pernyataan positif dapat dilihat dengan membandingkanya dengan kenyataan yang wujud. Pernyataan positif pada dasarnya merupakan pernyataan merupakan penyataan mengenai fakta-fakta yang wujud dan dapat dibuktikan dengan memperhatikan kenyataan yang berlaku “kalau produksi  beras menurun maka harga beras naik”.
Pernyataan Normatif , merupakan pernyataan yang mengandung arti apakah sebaiknya harus wujud? Pernyataan normative meriupakan pandangan yang subjektif  atau suatu value judgement. Pernyataanya bukan mengemukakan pendapat mengenai keadaan yang akan wujud, tetapi menyatakan apa yang sebenarnya harus wujud, pernyataan normative sering dipengaruhi oleh factor-faktor yang tidak rasional seperti kebudayaan, filsafat dan keagamaan maka pernyataan Normatif tidak bisa dibuktikan dengan kenyataan “peninggkatan kesejahteraanmasyarakat harus dilakukan dengan mempercepat pertambahan pendapatan nasional.
Ceteris Paribus dan Fallacy of Composition
Model ekonomi merupakan penyederhanaan realitas ekonomi , karenya memiliki keterbatasan yang sering dikatakan dengan istilah ceteris paribus yang bermakna bahwa yang lain dianggap tetap, maksudnya untuk menarik kesimpulan antara hubungan dua variabel, maka variabel-variabel lain dianggap tidak berubah.
RUANG LINGKUP ILMU EKONOMI MIKRO
Ekonomi mikro membahas proses alokasi sumber daya secara efisien di tingkat individu perusahaan dan indusetri (kumpulan perusahaan yang menghasilkan barang sejenis) sementara untuk ekonomi makro lebih komples dibanding dengan mikro, ada empat ukurn efisiensi yang bisa digunakan dalam ekonomi makro yaitu Output (GNP) dan pertumbuhan (Growteh) Kesempatan kerja (Employment), Stabilitas harga (Price Stability)dan Stabilitas Kurs (Exchange Rate  Stability)
a.       Teori Ekonomi Mikro
Mikro (kecil), teori ekonomi mikro berdasar pada corak dan ruang lingkup analisisnya, teori ekonomi mikro diartikan sebagai bagian dari ilmu ekonomi yang menganalisis mengenai bagian-bagian kecil dari keseluruhan kegiatan perekonomian, ada tiga aspek penting diantaranya adalah:
1)      Interaksi dipasar barang
Suatu perekonomian merupakan penggabungan dari berbagai jenis pasar barang,  maka untuk mengenal corak kegiatan suatu perekonomian perlu memperhatikan corak operasi suatu pasar, pasar dalam ekonomi tidak berwujud secara fisik, pasar merupakan pertemuan antara permintaan (demand) dan penawaran (supplay) melalui interaksi penjual dan pembeli tingkat harga dan jumlah barang dan jasa ditentukan.
2)      Tingkah laku penjual dan pembeli
Teori ekonomi mikro bertitik tolak pada dua asumsi utama yaitu: i) para pembeli dan penjual menjalankan kegiatan ekonomi mereka secara rasional. ii) para pembeli  berusaha memaksimumkan kepuasan yang mungkin dinikmatinya, sedangkan para penjual berusaha memaksimumkan keuntungan yang akan diperolehnya.
Berdasarkan asumsi berikut maka teori ekonmi mikro menunjukan (a) bagaimana pembeli menggunakan sejumlah pendapatan untuk membeli berbagai jenis barang barang yang dibutuhkan. (b) bagaimana seorang penjual atau produsen menentukan tingkat produksi yang akan dilakukanya.   
3)      Interaksi dipasar Faktor produski
Individu-individu dalam perekonomian adalah pemilik factor-faktor produksi, mereka menawarkan factor produksi untuk mendapatkan pendapatan, yang kemudian pendapatan tersebut digunakan untuk memperoleh barang dan jasa yang dapat memuaskan. Sebaliknya penjual membutuhkan factor produksi untuk menghasilkan barang dan jasa yang kemudian dijual kepada konsumen. Sehingg terjadi hubungan timbale balik antara rumah tangga produksi dan rumah tangga konsumsi dan terhadap transaksi tersebut terjadi pertukaran harga (balas jasa)
PERANAN GRAFIK DALAM ANALISIS EKONOMI
Teori dan penjelasan ilmiah memerlukan alat bantu didalam pembuktianya, penggunaan grafik dan kurva mikro dan makro ekonomi banyak menggunakan grafik  dikarnakan :
Sifat-Sifat Grafik
Grafik memiliki dua sumbu, sumbu datar (horizontal) dan sumbu tegak (tegak lurus), pertemuan kedua sumbu tersebut dinamakan ”origin”  atau “Titik asal” yang memiliki nilai nol (0).
Tiap sumbu menjelaskan niali suatu variabel, pada 0 nilai variabel adalah 0 dan semakin jauh dari 0 maka nilai variabel menjadi bertambah tinggi.
Hubungan Antar Variabel
Grapfik membantu menjelaskan pembuktian, sebagai contoh terhadap grafik hukum permintaan, yang mengatakan apabila harga mengalami kenaikan maka barang yang diminta juga mengalami perubahan.
PERKEMBANGAN TEORI EKONOMI MIKRO-MAKRO
a.       Teori ekonomi mikro sebagai teori ekonomi klasik
Perkembangan ilmu ekonomi modern dianggap dimuali pada saat adamsmith (1723-1790) menerbitkan bukunya yang berjudul  An inquiri into the nature and causes of the wealth of nations (1776) sebab didalam buku tersebut dikenal sebagi Wealth of Nations. Smith merintis pemikiran baru tentang analisis ilmu ekonomi dengan melepaskanya dari belenggu teori moral dan teologis, Smith mengatakan bahwa seperti alam semesta yang berjalan serba teratur sistem ekonomi pun akan mampu memulihkan dirinya sendiri (self adjustment), karena ada kekuatan penngatur yang disebut dengan tangan-tangan tak terlihat (invisible hands) dalam bahasa sederhan tangan gaib tersebut adalah mekanisme pasar yang berlandaskan pada kekuatan permintaan dan penawaran.
Kepercayaan terhadap kekuatan pasar semakin menguat ketika Jean Baptiste Say (1767-1832) dari prancis mematangkan pendapat smith dengan yang dikenal hukum Say (Say’s law) ”….. supply creat it’s own demand…” dalam bukunya A Treatiste on Political Economy (1803) maksusdnya bahwa barang dan jasa yang diproduksi pasti terserap oleh permintaan sampai tercapai keseimbangan pasar. Kaum klasik berpendapat bahwa dalam perekonomian tidak akan timbul masalah kekurangan permintaan agregat, semua barang yang diproduksi akan dikonsumsi oleh masyarakat, subtansi hukum Say memperkuat keyakinan bahwa pasar menjadi alat alokasi sumberdaya yang efisien lewat proses pertukaran.
Keyakinan terhadpa mekanisme pasar seakan mencapai puncaknya ketika Leon Walras (1834-1910) berhasil menyusun model ekonomi keseimbangan pasar simultan, yang menjadi dasar analisis model keseimbangan umum (general equilibrium model) Model walras adalah penerjemahan secara matematis terhadap keyakinan Adam smith, Say dan ekonom lain.
Asumsi-asumsiklasik mempunyai konsekuensi bahwa proses pertukaran adalah satu-satunya cara untuk saling berinteraksi, akibatnya focus pembahasan klasik adalah analisis prilaku individu (produsen dan konsumen) dalam rangka mencapai keseimbangan.
b.      Revolusi Keynes: Lahirnya Teori Ekonomi Makro  
Fokus pembahasan ilmu ekonomi pada masa sebelum depresi besar adalah prilaku individu dalam rangka mencapai keseimbangan, untuk analisis keseimbangan umum digunakan model warlas dengan model-model tersebut, para ekonom berkeyakinan bahwa masa depan perekonmian akan gemilang, dalam jangka panjang ekonom akan mencapai keuntungan dan kemakmuran akan terjadi karena semakin tingginya produktivitas manusia.
PEMANFAATAN MATEMATIKA DALAM ILMU EKONOMI
a.       Matematika sebagai alat analisis
Pemanfaatan matematika dalam analisis ekonomi mikro dimulai sekitar akhir abad 19.  Terutama oleh ekonom Eropa dalam analisis marjinal. Penjelasan ekonomi yang memerlukan analisi dengan model matematik dapat dijelaskan secara eksplisit dengan menjabarkan persamaan saja, tidak memerlukan analisis yang berbelit belit dikarnakan asumsi-asumsi ekonomi bersifat abstrak      
b.      Matematika Ekonomi
Matematika ekonomi adalah sebuah pendekatan dalam analisis ekonomi, dimana para ekonomi menggunakan perangkat dan symbol-simbol matematika dalam melontarkan masalah, analisis dan menarik kesimpulan serta memberikan saran dalam kebijakan ekonomi.
c.       Hubungan Antarvariabel Ekonomi
Hubungan antar variabel ekonomi dapat dinyatakan dalam bahasa metematik, misalnya pernyataan bahwa jumlah barang yang diminta berlawanan arah (terbalik) dengan tingkat harga, jika barang mahal maka jumlah yang diminta semakin sedikit, begitu sebaliknya. Dapat dituliskan dengan persamaan
Qd = a – bP
Di mana :
        Qd = Jumlah barang yang diminta
        P  = Harga barang/unit
Qd adalah variabel terikat (dependent variabel) karena besar Qd sangat tergantung (terikat) pada besar nilai variabel lain (P)  Qd disebut juga variabel endojenus, besarnya Qd ditentukan oleh satu persamaan.
P adalah variabel bebas (independent variabel) karena besarnya tidak tergantung (terikat) pada variabel lain disebut juga variabel eksojenus, karena nila P tidak ditentukan oleh satu persamaan.
a adalah konstanta (constant) yaitu suatu ukuran yang besarnya tidak dapat berubah, jika suatu konstanta disandingkan dengan sebuah variabel maka disebut koefisien parameter yaitu bilangan yang menunjukan berapa banyak (besar) variabel terikat berubah jika pariabel bebas berubah sebesar 1 unit.
b  adalah koefisien parameter yang menyatakan berapa besar jumlah barang yang diminta jika harga berubah 1 unit

    ∂Qd    
    ∂P
Persamaan tersebut menyatakan bila harga turun 1 unit jumlah barang yang diminta bertambah b unit dan begitu sebaliknya,

BAB II
PERMINTAAN DAN PENAWARAN

Adanya interaksi antara penjual dan pembeli dalam pasar yang membentuk tingkat harga atas barang dan jasa yang diperdagangkan, dalam perekonomian arti pasar adalah bukan berarti wujudnya melainkan terjadinya pertemuan permintaan dan penawaran, sehingga pasar dalam arti ilmu ekonomi lebih bersipat interaktif bukan fisik.
a.       Teori Permintaan
Teori permintaan menerangkan tentang sifat permintaan para pembeli terhadap sesuatu barang, permintaan merupakan keinginan konsumen untuk membeli suatu barang pada tingkat kondisi harga tertentu, hukum permintaan pada hakikatnya merupakan hipotesis yang menyatakan makin rendah harga suatu barang maka makin banyak permintaan akan barang tersebut.
1.       Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan
Terdapat beberapa factor yang mempengaruhi permintaan suatu barang, diantaranya:
·         Harga barang itu sendiri
·         Harga barang yang terkait
·         Tingkat pendapatan perkapita.
·         Selera atau kebiasaan
·         Jumlah Penduduk
·         Perkiraan harga di masa mendatang
·         Distribusi pendapatan
·         Usaha-usaha produsen meningkatkan penjelasan

2.       Fungsi permintaan
Fungsi permintaan adalah permintaan yang dinyatakan dalam hubungan matimatis dengan factor-faktor memengaruhinya, dengan fungsi permintaan, penjelasan fungsi permintaan sebagai berikut.
-   +/-   +      +     +     +     +        +
Dx = f(Px,Py,Y/cap,sel,pen,Pp,Ydist,prom)

Di mana :
       Dx           = Permintaan barang X
       Px           = Harga X
       Py           = Harga Y (barang substitusi atau complement)
       Y/cap     = Pendapatan perkapita
       Sel          = Selera atau kebiasaan
       Pen        = Jumlah penduduk
       Pp           = Perkiraan harga X periode mendatang
       Ydist      = distribusi pendapatan
       Prom     = Upaya produsen meningkatkan penjualan

Dx adalah variabel tidak bebas (devendent variable) karena besar nilainya ditentukan oleh variabel-variabel lain,  tanda negative (-) dan positif (+) menunjukan pengaruh masing masing variabel bebas terhadap barang X, tanda positif menunjukan hubungna searah, sementara tanda negative menunjukan hubunngan yang berlawanan, contoh jumlah penduduk (pen)  bertanda (+) akan meningkatkan permintaan, sementara jika harga X (Px) bertanda (-) naik maka permintaan barang X turun.
Dalam analisis ekonomi tidak semuanya di perhitungkan akan tetapi hanya yang memiliki pengaruh besar dan langsung diantaranya :
-          +/-  +
Dx = f(Px,Py,Y/cap)

Tanda positif dan negative dapat ditulis dalam persamaan matematis Dx/Px < 0  (jika hara X naik, permintaan barang X turun atau sebaliknya) Dx/Py > 0 (jika harga barang subtitusi X naik, permintaan barang X naik, begitu sebaliknya) Dx/I > 0 (jika pendapatan naik permintaan barang X naik, dan sebaliknya).  Asumsinya adalah barang normal.
Dalam kasus barang inferior (inferior goods) Qd/I < 0 Jika pendapatan naik maka permintaan terhadap barang tersebut menurun.
Dalam kasus barang Giffen (Giffen goods) barang semua giffen adalah barang inferior tapi barang inferior belum tentu barang  giffen.


Contoh:
Seorang yang bekerja di Jakarta, sedangkan keluarganya tinggal dibandung dia pulang seminggu sekali setiap hari jumat dengan pendapatan Rp. 2 jt perbulan, dia menggunakan bus antar kota, ketika penghasilanya naik menjadi Rp. 3,5 jt per bulan dia  pulang seminggu sekali akan tetapi pulang seminggu sekali dengan menggunakan jasa kereta api parahiyangan. Bisa dikatakan bahwa bus adalah barang inferior, dan jasa kereta adalah barang normal, jika penghasilanya naik lagi kemungkinan jasa kereta menjadi barang inferior baginya karena dia pulang menggunakan mobil pribadi. Barang inferior tidak berlaku bagi semua (kebanyakan) orang melainkan hanya berlaku hanya pada satu kelompok penghasilan tertentu saja.
Contoh barang  giffen, apabila bagi semua orang (atau sebagaian besar masyarakat) suatu barang dianggap sebagai  barang inferior maka barang tersebut dinamakan barang giffen. Nasi bagi kebanyakan orang Indonesia ada kecenderungan bahwa apabila penghasilanya naik konsumsi terhadap berasnya akan berkurang, karena mereka akan menambah lauknya (baik secara kuialitas maupun kuantitas, kenyangnya bukan kenyang dengan nasi akan tetapi kenyang dengan gizi.

3.       Skedul dan Kurva Permintaan
Skedul permintaan adalah daftar hubungan antara harga suatu barang dengan tingkat permintaan barang tersebut.
Misalakan diketahui fungsi permintaan beras:

       Qd = 100-10P
Dimana Qd = permintaan beras (dalam ribuan ton)
                 P   = harga beras per kilogram (dalam ribuan rupiah)

Dari table di bawah bisa disimpulkan bila harga beras 0 (gratis) maka permintaan beras tidak lah tak terhingga, melainkan hanya 100.000 ton  permintaan beras akan menjadi nol jika harga beras Rp. 10.000,00 perkilo gram.
 Skedul permintaan dapat digambarkan dalam bentuk kurva:

Tabel
Skedul permintaan beras

Harga beras perkilogram (Rp)
Permintaan Beras perbulan (ributon)
0
2.000
4.000
6.000
8.000
10.000
100
80
60
40
20
0







Diagram
Kurva permintaan beras
Harga (P)
(Rp. Ribu)




Sudut (alfa) mempunyai derajat kemiringan (Slope) sebesar Qd/P = - 10 (minus sepuluh), yang mempunyai arti jika harga beras berubah 1 unit maka permintaan beras berubah 10 n unit dengan arah yang berlawanan

4.       Perubahan jumlah yang diminta dan perubahan permintaan
Perubahan permintaan terjadi karena dua sebab utama yaitu perubahan harga dan perubahan ceteris paribus (pendapatan, selera factor non harga)
Perubahan harga menyebabkan perubahan barang yang diminta P     Q



5.       Kasus Pengecualian
Hukum permintaan yang berbunyi jika harga naik maka kuantitas barang yang diminta turun atau sebaliknya, atau ketika kuantitas barang berlimpah maka harga turun dan sebaliknya. Hal itu tidak berlaku jika:
a)      Barang yang memiliki unsur spekulasi
Misalnya emas, saham dan tanah barang tersebut walau harganya naik akan tetapi kemungkinan konsumen akan menambah pembelian.
b)      Barang Prestise
Barang prestis merupakan barang yang apabila dimiki oleh individu akan memberikan pemilikinya kebanggaan dan meningkatkan status sosialnya, biasanya harganya mahal dan semakin mahal menunjukan bahwa pemiliknya merupakan klas ekonomi menengah keatas.
c)       Barang giffen
Barang giffen apabila harganya turun menyebabkan jumlah barang yang diminta akan berkurang hal ini disebabkan oleh efek pendapatan negative dari barang giffen lebih besar dari pada jumlah barang yang diminta karena berlakunya efek subtitusi yang selalu positif.

6.       Efek faktor bukan harga terhadap permintaan
Dalam melakukan kegiatannya untuk mengkonsumsi (memberli) bukan hanya disebabkan oleh efek dari harga terhadap barang yang akan dibeli akan tetapi terpengaruh juga oleh beberapa factor lain seperti halnya :
a)      Harga Barang-Barang Lain
Permintaan akan suatu barang dipengaruhi oleh barang lain, akan tetapi tingkat pengaruh barang lain terhadap tingkat konsumsi tergantung dari sifat dari barang lain itu sendiri, beberapa hal seperti halnya barang lain itu merupakan pengganti, pelengkap atau kedua barang tersebut tidak memiliki keterkaitan sama sekali.
Suatu barang dikatakan sebagai barang pengganti apabila barang tersebut dapat menggantikan fungsi dari barang lain tersebut, contohnya kopi dengan teh, apabila keberadaan barang yang selalu digunakan bersamaan dengan barang lainnya maka barang tersebut dikatakan sebagai barang pelengkap, gula dengan kopi atau dengan the. Sementara untuk barang normal yang tidak memiliki hubungan sama sekali contoh beras dengan buku dll.
b)      Pendapatan Para Pembeli
Pendapatan merupakan factor yang dalam menentukan corak permintaan, perubahan pendapatan menimbulkan perubahan terhadap permintaan, perubahan permintaan berlaku bila pendapatan meningkat, berbagai barang dapat digolongkan kepada 4 golongan
i)       Barang Inferior
Barang inferior adalah barang yang banyak diminta oleh orang –orang yang berpendapatan rendah, apabila pendapatan naik maka permintaan terhadap barang inferior berkurang.
ii)      Barang Esensial
Barang esensial adalah barang yang sangat penting artinya dalam kehidupan masyarakat sehari – hari, biasanya berupa kebutuhan pokok seperti makanan (beras, kopi dan gula) dan pakaian yang utama, pembelanjaan terhadap barang esensial tidak b erubah walaupun pendapatan masyarakat

iii)     Barang Normal
Barang normal adalah apabila ia mengalami kenaikan dalam permintaan sebagai akibat dari kenaikan pendapatan. Kenaikan pendapatan bisa berdampak terhadap barang normal apakah menambah volume konsumsi atau mengganti jenis konsumis.
 
b.      Penawaran
Penawaran adalah jumlah barang yang prosdusen ingin tawarkan (jual) pada berbagai tingkat harga selama satu periode tertentu.
1.       Faktor-faktor yang memengaruhi penawaran
Beberapa factor yang dapat memengaruhi penawaran suatu barang yaitu :
a.       Harga barang itu sendiri
b.      Harga barang lain yang terkait
c.       Harga factor produski
d.       Biaya produksi
e.      Teknologi produksi
f.        Jumlah pedagang/penjual
g.       Tujuan perusahaan
h.      Kebijakan pemerintah
2.       Fungsi Penawaran
Fungsi penawaran adalah penawaran yang dinyatakan dalam hubungan matematis dengan factor-faktor yang mempengaruhinya.
       
              +  +/- -   -    +    +   +/-  +  
Sx   =f(Px,Py,Pi,C,tek,ped,tuj,kebij)

Di mana :
       Sx           = Penawaran barang X
       Px           = Harga X
       Py           = Harga Y (barang substitusi atau komplemen)
       Pi            = Harga infut
       C             = Biaya produksi
       tek         = Teknologi produksi
       ped        = Jumlah pedagang/penjual
                                                tuj         = Tujuan perusahaan
                                                kebij      = kebijakan pemerintah

Tanda positif (+) dan negative (-) menunjukan pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap penawaran barang X

misalkan berikut fungsi penawaran (suplay) mobil adalah:
        Qs = - 40 + 5P
Di mana:
Qs           = jumlah mobil yang ditawarkan
P             = harga mobil per unit

Persamaan tersebut digambarkan dalam kurva dibawah dari kurva di bawah dapat disimpulkan bahwa bila harga mobil Rp. 80 jt atau kurang produsen tidak akan menjual mobil, dan setiap kenaikan harga menyebabkan penawaran mobil meningkat 5 (lima) unit. Bila yang berubah adalah factor non harga sepertihalnya teknologi kurva penawaran bergeser (shifting) dari S0 ke S1
Diagram Kurva Penawaran Mobil.














Kurva Penawaran adalah kurva yang menggambarkan hubungan antara harga (P) dengan jumlah barang yang ditawarkan (Q) hubungannya berbanding searah (+) bentuknya dari kiri bawah kekanan atas.

3.       Kasus Pengecualin
Kurva penawaran kadang memiliki slope negative. Contohnya terjadi pada kurva penawaran tenaga kerja yang berbentuk melengkung membalik (backward bending labour supply curve) misalnya seorang pekerja yang dibayar berdasarkan jam kerja. Seperti table berikut.
Tabel
Penawaran tenaga kerja
Upah perjam
(dalam rupiah)
Jumlah jam kerja perminggu
2.000
4.000
8.000
12.000
14.000
16.000
18.000
4
12
20
24
25
23
20
   
Diagram
Backkward Bending Labour Supply Curve
Upah                                           SL  
       18
       16
       14
       12
       10
         8
         6
         4
         2
          0               4        8          12          16           20        24       28 jumlah jamkerja / minggu
Kasus pasar mobil sedan
Fungsi permintaan : Qd = 200 – 10P
            Penawaran  : Qs = - 40 + 5P
Di mana Qd, Qs = ribu unit per tahun
                P          = puluh juta rupiah per unit
                                                Ditanyakan berapa keseimbangan pasar?
Jika harga mobil Rp. 150 Jt apa yang akan terjadi ? jelaskan dengan menggunakan kurva :
                                Jawab:
                                                Qd = Qs
                                                                        200 – 10P = - 40 + 5P
                                                      240  = 15P
                                                           P  = 16 (160 jt)
                                                                Qd = 200 – 10 (16) = 40 (40.000)
                                                                Q= - 40 + 5(16)    = 40 (40.000)

Keseimbangan terjadi pada saat harga mobil Rp.160 jt per unit saat itu jumlah permintaan sama dengan jumlah penawaran yaitu 40.000 unit mobil pertahun      
Jika harga mobil di tetapkan Rp. 150 juta per unit dibawah harga keseimbangan maka akan terjadi kelebihan permintaan sebanyak 15.000 unit per tahun.


4.       PERGERAKAN KURVA PENAWARAN
Pergeseran kurva penawaran sama halnya dengan kurva permintaan yang dipengaruhi oleh factor yang mempengaruhinya, pergerakan sepanjang kurva penawaran berbeda dengan pergeseran kurva penawaran
·         Perubahan harga menimbulkan gerakan sepanjang kurva penawaran
·         Sedangkan perubahan factor-faktor lain diluar harga mengakibatkan pergeseran kurva tersebut.

Text Box: Missal kurva penawaran awal SS dengan keseimbangan A dengan harga P dan jumlah barang Q harga turun menjadi P1 sehingga barang yang ditawarkan menjadi B menjadi Q1 hal ini menggambarkan gerakan sepanjang kurva penawaran. 
Pergeseran SS menjadi S1S1 atau S2S2 menggambarkan perubahan penawaran dengan tingkat harga  yang sama P kurva bergeser ke S1S1 dengan Q2 
 
                                    S2     S    S1
P                        A2            A   A1   
       P1                                         B
                  S2
                             S
                          S1
                
                                                   Q2 QQ  Q2
5.       Surplus Ekonomi
Untuk memperoleh keuntungan produsen menjual produknya tidaklah dengan harga yang sama, yang didasarkan pada analisis pasar, sementara analisis pasar menggunakan dasar pendekatan marjinalis (marginalism approasch) yang mengatakan bahwa keputusan dalam memproduksi atau mengkonsumsi ditentukan oleh berapa besar tambahan pendapatan atau manfaat dari unit terakhir barang yang diproduksi atau dikonsumsi. Dari hal tersebut maka strategi yang dilakukan produsen tidak menerapkan harga yang sama untuk setiap jumlah penjualan.
Dari kasus penjualan mobil. Produsen menjual mobil dengan harga Rp. 82 juta,  sedangkan unit berikutnya dijual dengan harga Rp. 84 juta dan seterusnya, dan sebaliknya bagi konsumen kemungkinan untuk unit pertama berani membeli dengan tingkat harga Rp. 199 jt akan tetapi untuk unit berikutnya konsimen akan hanya berani membeli dengan tingkat harga dibawah penawaran pertama, dengan alasan tambahan manfaat dari pemakaian mobil telah menurun.
Apa yang dialami oleh konsumen adalah disebut dengan surplus konsumen (consumen surplus) yaitu selisih antara yang ingin konsumen bersedia bayarkan
dengan konsumen harus bayar, sementara untuk produsen disebut surplus produsen.   
Text Box: Surplus konsumen seluas ABE yang menjadi selisih luas trapezium 0BEC (jumlah yang konsumen bersedia membayar)dengan 0AEC (jumlah yang harus konsumen bayar
Jumlah surplus produsen FAE yang merupakan selisih antara 0AEC (jumlah yang konsumen bayarkan  dengan trapezium 0FEC (jumlah yang konsumen bersedia dibayar)
 

Harga                                            
                                            S

                               200  B                                           Qs=-40 +5P

  160  A                  E

                               120                   
                                 80    F                                        Qd = 200- 10P
                                 40                                                             D
                                     0       25       C 50  75  100       200 kuantitas mobil                          

6.       Kegagalan Pasar
Kenyataan yang terjadi sering kali tidak sesuai dengan teori, ketidak cocokan prediksi dan asumsi terhadap kenyataan bisa terjadi dalam memprediksi pasar sehinga mengakibatkan pasar gagal, hal tersebut bisa terjadi dikarnakan:
a.       Informasi tidak sempurna (Incomplete Infiormation)
b.      Daya Monopoli
c.       Eksternalitas
Eksternalitas adalah merupakan keuntungan atau kerugian yang diderita atau dinikmati pelaku ekonomi yang disebabkan sebagai akibat tindakan pelaku ekonomi yang lain. Contohnya limbah yang dibuang tanpa melalui pengolahan yang akhirnya mencemari lingkungan, sehingga proses produksi murah akan tetapi secara ekonomi biaya menjadi mahal, dan sebagian biaya tersebut ditanggung oleh masyarakat dalam bentuk biaya social (social cost)
d.      Barang Publik
Tidak semua barang public dibangunoleh pemerintah akan tetapi ada juga barnag public yang dibangun oleh individu maupun swasta seperti halnya masjid atau jalan yang dibangun oleh perusahaan atau individu.
Beberapa barang dapat dikategorikan sebagai barang semi public good, sepertihalnya jalan tol. Bioskop.
e.      Barang Altruisme (Altruism Good)
Barang altruism adalah barnag yang ketersediaannya berdasarkan sukarela karena rasa kemanusiaan, contoh darah.

7.       Intervensi Pemerintah
Kegagalan pasar berdampak terehadap campur tangan pemerintah, campurtangan pemerintah dimaksudkan :
·         Menjamin kesamaan hak bagi setiap individu dapat tetap terwujud dan exsploitasi dapat dihindarkan
·         Menjaga agar perekonomian dapat tumbuh dan mengalami perkembangan yang teratur dan stabil
·         Mengawasi kegiatan-kegiatan perusahaan  terutama perusahaan-perusahaan besar yang dapat mempengaruhi pasar, agar mereka tidak menjalankan praktek monopoli yang merugikan
·         Menyediakan barang public untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
·         Mengawasi agar eksternalitas kegiatan ekonomi yang dapat merugikan masyarakat dapat di hindarkan

a.       Kontrol harga
Penetapan harga terkadang merugikan konsumen, konsumen diharuskan mengeluarkan biaya yang tinggi didalam mengkonsumsi produk padahal sebenarnya biaya proses yang dilakukan untuk menghasilkan produk yang akan dibeli konsumen adalah murah.
Control harga dilakukan untuk melindungi konsumen atau produsen, bentuk control harga biasanya dengan cara melakukan penetapan harga dasar (floor price) dan harga maksimum (celling price)
i)       Harga dasar (Floor Price)
Harga dasar adalah harga minimum yang berlaku, contoh harga dasar gabah kering, bila pemerintah menetapkan harga dasar gabah Rp.2.500, per kilo maka pembeli harus membeli gabah dari petani serendah rendahnya Rp.2.500. upah minimum. Penerapan harga dasar berdampak terhadap keseimbangan pasar:
Contoh :
Kasus pasar gabah di karawang diketahui fungsi permintaan dan penawaran gabah di karawang adalah:

Qd = 2.000 - 3P
Qs = -500 + 2P

Di mana:
        Qd,Qs   = ribu ton per musim
        P             = ratus ribu rupiah per ton

Ditanyakan ?
a.       Tingkat keseimbangan harga ?
b.      Jumlah gabah yang tersedia.
c.       Jika pemerintah beranggapan terlalu sedikit dan berniat menambah stok pada musim panen berikutnya dengan menetapkan harga dasar gabah Rp. 600.000,00 perton apa yang akan terjadi terangkan denganmenggunakan kurva?

Jawab:
a.       Tingkat keseimbangan harga
Qd=Qs
7.000 – 2P    = -3.500 + 1P
         10.500 = 3P      
                p    =3.500
tingkat keseimbangan harga yang dinyatakan seimbang adalah Rp. 500.000,00 per ton
b.      Jumlah gabah yang tersedia
Qd = 7.000 – 2P       =  7.000 – 2(3.500)             
        Qd =  7.000 – 7.000
                       Qd  = 0
Qd 500  jumlah gabah yang tersedia sebanyak 500.000 ton Qd=500.000 ton
                                        Qs =-3.500+1P           = - 3.500 + 1(500)
                                                                        Qs  = - 500 + 1.000
                                                                        Qs  = 500
                                                Qs 500 kuantitas penawaran adalah 500.000 ton
c.       Jika pemerintah menetapkan harga Rp.600.000 perton maka
Qd = 2.000 – 3P       =  2.000 – 3(600)                
        Qd =  2.000 – 1.800
                               Qd  = 200
  Qs =-500+2P             = - 500 + 2(600)
                                Qs  = - 500 + 1.200
                                Qs  = 700
Dari penjelasan matimatik tersebut ditarik kesimpulan bahwa jika pemerintah menetapkan harga dasar gabah pada musim tanam berikutnya adalh Rp. 600.000,00 perton maka akan terjadi kelebihan penawaran sebesar 500.000 ton sebab penawaran naik menjadi 700.000 ton (Qs=700) sedangkan permintaan turun ke posisi 200.000 ton (Qd = 200) keputusan ini merugikan konsumen dan produsen dikarenakan total surplus ekonomi yang hilang adalah seluas B+C :

Text Box: Agar harga gabah tetap Rp. 600.000,00 per ton maka pemerintah hrus membeli kelebihan penawaran tersebut, pembelian pemerintah memperbesar permintaan pemerintah (Qdp) akibatnya kurva bergeser ke Qd2  besarnya adalah Qd+Qdp besarnya anggaran yang harus disediakan adalah 500.000 (ton) X Rp. 600.000,00 = 300.000.000.000

Diagram
Pasar Gabah

Harga                                            
                                            S


                               700  Kelebihan Penawaran                     Qs=-500 +2P
                                                       500.000 ton                                   
  600                                                                 Harga
                               B
  500 
                                                              C      
                               400                                            
                                                                                   
                                  300                                                                           Qd2 = Qd+Qdp

                                  200                      
                                  100                                                                           Qd = 2.000 – 3P


0        200      500   700                                2.000  (Ton/musim) 
Soal:
Kasus pasar tenaga kerja  
Diketahui fungsi permintaan dan penawaran
Qd =25.000 – 6P
Qs = -6.250 +4P
Di mana
        Qd ,Qs  = Jiwa perbulan
        P             = upah perhari

Ditanyakan ?
a.       Tingkat keseimbangan pasar/hari ?
d.      Jumlah kesempatan kerja.
e.      Jika pemerintah daerah menetapkan umr sebesar 4.500/ hari berapa permintaan tenaga kerja dan berapa jumlah yang ingin bekerja. Jelaskan dengan kurva.



i. Harga Tertinggi (Ceiling Pric)
              Harga tertinggi adalah batas maksimum harga penjualan oleh produsen, yang terkenal adalah HPS (Harga Patokan Setempat) untuk semen hal ini dilakukan agar terjangkau oleh konsemen yang daya belinya kurang.    

Kasus pasar Mie instant.
Diketahui fungsi Qd = 20.000 – 5P dan Qs = - 5.000 + 20P
    Di mana :
                    Qd,Qs   = ribu bungkus perbulan
                    P             = harga perbungkus
Ditanyakan :
a.       Harrga keseimbangan mie instanty
b.      Jumlah yang tersedia perbulan
c.       pemerintah menganggap bahwa harga mei terlalu tinggi  dan menetapkan harga mie perbungkus Rp. 750,00 berapa permintaan. Apakah keputusan tersebut merugikan atau menguntungkan mengapa jelaskan dan buatkan kurva.

ii.  Kuota
 Selain dengan melakukan pembelian pemerintah juga memperngaruhi tingkat harga dengan melakukan kebijakan KUOTA (pembatasan Produksi). Misalnya pemerintah ingin menolong petani jagung dengan menetapkan batasan jumlah jagung yang harus diproduksi untuk  meningkatkan harga.

Text Box: Tanpa campur tangan keseimbangan pasar terjadi E1 dengan jumlah jagung Q0 dan harga P0. Jika pemerintah ingin menjaga agar harga jagung minimal P1 untuk itu jumlah produksi dibatasi hanya sampai Q1 kurva jagung yang relevan adalh S1 hal itu mengurangi surplus konsumen sebesar A+B. produsen mengalami kehilangan surplus C tetapi mendapatkan tambahan surplus seluas A ditambah insentif tidak memproduksi seluas F agar produsen mau mengurangi produksinya sampai tingkat Q1 maka insentif financial setidaknya seluas B+C+F

 

Diagram
Pasar Jagung

Harga                                            
                                                      
                  S1                                                         S0
                                                                      Kurva penawaran
                                                                    Akibar kuota produksi                                                                                           
     P1                                                                
                               F
     P0  A       B
                                                                 E1 
                                                 C                          
                                                                                   
                                                                                                       

                                               
                                                                                                 D                            


0         Q1          Q2                            Kuantitas







iii.  Pajak dan Subsidi

pajak merupakan penerimaan Negara yang menyemabkan harga produk menjadi naik, khususnya retribusi pendapatan sebagai alat stabilisasi ekonomi. Penentuan tariff pajak harus mempertimbangkan elastisitas permintaan dan penawaran, berikut dijelaskan kuva pengaruh pajak terhadap keseimbangan pasar.

Diagram
Text Box: Pemerintah bermaksud menarik pajak sepeda motor dengan membebankan T/unit pajak di bebankan kepada produsen sehingga kurva bergeser dari S0 ke S1 sehingga keseimbangan pada posisi P1 dan Q1, hal ini menyebabkan konsumen kehilangan surplus sebanyak A+B, sedangkan produsen kehilangan surplus F+C akan tetapi pemerintah memperoleh  pendapatan sebanyak A+F sama dengan 0Q1 X (P1-P2) pemerintah mengalami penerimaan dan konsumen dirugikan karena beban pajak sebagian di tanggung konsumen atau yang dimaksud dengan pergeseran beban pajakPasar sepeda motor

Harga                                            
                                                      
                                                                                S1
                                                                      
                                                                A                                                                                              
     P1                                    Pajak T/unit        S0                 
                     A                 B
     P0             
                                  P2                            C 
                                                F                                                        D
                                                                                   
                                                                                                       

                                               
                                                                                                                              


0                Q1              Q0                Kuantitas

1)      Subsidi
Subsidi bisa dikatakan sebagai pajak negative (negative tax) karena subsidi menambah pendapatan nyata.  Subsidi juga dapat terbagi bagi antara konsumen dan produsen tergantung dari elastisitas permintaan dan penawaran

2)      Tarif dan Kuota
Perekonomian terbuka berarti melakukan perekonomian tidak hanya dalam negeri akan tetapi dengan luar negeri menjalin perdagangan sehingga vaktor harga tidak lagi menjadi harga nasional melainkan harga internasional, yang menjadi permasalahan adalah apabila terjadi keadaan harga dalam negeri lebih tinggi dibanding harga dunia, maka dengan mekanisme pasar bebas dilakukan impor untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, meskipun dalam ekonomi dari sudut konsumen hal ini menguntunggkan  akan tetapi demi melindungi industeri dalam negeri, pemerintah menempuh kebijakan protektif  dengan membrlakukan tariff (pajak impor) dan kuota impor (pembatasan jumlah impor)








BAB III
PENGUKURAN ELASTISITAS

3.1  Elastisitas Harga Permintaan
The Coefficient of price elasticity of demand (e) measure the percentage change in the quantity of commodity demanded per unit of time resulting from a given percentage change in the price of the commodity, (elastisitas harga permintaan mengukur persentase perubahan kuwantitas permintaan barang dari satu waktu akibat adanya perubahan harga satu persen)
               
    ΔQ/Q         ΔQ          P
e    = --                 = -             .
                 ΔP/P            ΔP           Q
atau
                   Presentase jumlah barang yang diminta
Ep =
                        Persentase  perubahan harga

Angka elastic harga bernilai negative  misalkan Ep =2 memiliki arti bila harga barang naik 1% permintaan barang itu turun 2% ceteris paribus, dan sebaliknya.

Demand is said to be elastic if e > 1, inelastic if e < 1 and unitary elastic if e = 1
a.       Ep < 1 Artinya perubahan permintaan (dalam presentase) lebih kecil dari pada perubahan harga. kalau harga naik 10% menyebabkan permintaan barang turun sebesar misalnya 6 %, misalnya perubahan harga beras tidak berpengaruh besar terhadap perubahan permintaan beras.
b.      Ep > 1 Artinya permintaan terhadap suatu barang dikatakan elastic bila perubahan suatu harga menyebabkan perubahan permintaan yang besar
c.       Ep = 1 Artinya jika harga naik 10% maka permintaan turun 10% juga

Example 1. Given the market demand schedule and the market demand curve in
Text Box: From B to D                                   Tabel              
Piont
Px ($)

Px($)
 
Q
A
B
C
D
E
F
G
L
M
8
7
6
5
4
3
2
1
0
0

87654321
 
1000
Text Box: From D to B           2000
3000
4000
5000
Text Box: The symbol  means approximately equal to (kira kira =) we get  a different value for e if  we move  from B to D than if we move  from D to B. this difference result because we used a difference base in computing the percentage change in each case 6000
7000
8000
                                                           0         2000        3000       6000      8000  
                                             
Text Box:       Kita dapat menghindari hasil yang berbeda dengan menggunakan rata-rata dari kedua harga (PB+PD) /2 dan rata rata dari 2 kuantitas (QB+QD)/2
Text Box:       Applying this modified formula to faind e either for a movement
From B to D movement D to B we get

This is equivalent of finding e at the point midway between B and D

Kerjakan contoh di bawah ini:
Example 2
Givent the market demand schedule in the table and the market demand curve.
Can find e for a movement from point c to point F, from F to C and midway between C and F as Follows

                        Tabel              
Piont
Px ($)


 
Q
A
B
C
D
F
G
H

7
6
5
4
3
2
1
500
750

7654321
 
1250
2000
3250
4750
8000


                                                           0          
Ditanyakan ?   
Hitung elastisitasnya Dari C ke F dan dari F ke C. dan buat grafiknya.

3.1.2  Elastisitas Busur
The coefficient of price elasticity of demand between tow points on on a demand curve is called arc elasticity. Elastisitas busur digunakan untuk mengukur perubahan harga yang relative besar sementara untuk mengukur perubahan harga yang relative kecil digunakan elastisitas titik  (point elasticity) yaitu untuk mengukur tingkat elastisitas pada titik tertentu:
Text Box:       Rumus elastisitas busur :
Di mana :
 ΔQ = Q1 – Q2
                         ΔP  = P1 – P2
Atau
Text Box:        




Rumus Elastisitas titik :

Text Box:




3.1.3  Faktor yang Menentukan Elastisitas Harga
  1. Tingkat subtitusi.
Barang subtitusi adalah barang yang memiliki peran sebagai barang pengganti. Jika barang yang dibutuhkan oleh konsumen merupakan barang yang memiliki tingkat kesulitan mencari subtistusinya maka permintaan makin inelastic. Beras bagi orang Indonesia merupakan barang inelastic, sementara garam yang tidak ada subtitusinya walaupun naiknya banyak orang tetap akan mengkonsumsinya lantas bila garam murah orang tidak akan memborong garam.

  1. Jumlah pemakai.
Semakin banyak jumlah pemakai maka berang tesebut semakin inelastic.
  1. Proporsi kenaikan harga terhadap pendapatan konsumen.
Bila proporsi kenaikan harga sangat besar maka permintaan cenderung lebih elastic.
  1. Jangka waktu

3.1.4  Elastisitas Silang (Cross Elasticity)
Elastisitas silang (Ec) mengukur perentase perubahan permintaan suatu barang sebagai akibat perubahan harga barang lain sebesar satu persen

           Persentase perubahan barang X yang diminta
Ec =
                Persentase perubahan barang y

Atau
 Text Box:          









Nilai Ec mencerminkan hubungan antar barang x dengan y bila Ec > 0 x merupakan subtitusi y, karena harga y menyebabkan harga relatif x lebih murah sehingga permintaan terhadap x meningkat.

3.1.5   Elastisitas Pendapatan (income elasticity)
 Elastisitas pendapatan (Ei) mengukur berapa persen perubahan permintaan terhadap suatu barang berubah bila pendapatan berubah sebesar satu persen

                Persentase perubahan jumlah barang yang diminta
Ei  =
                                Persentase perubahan pendapatan
Text Box:       Atau


                                                







Umumnya nilai Ei positif karena kenaikan pendapatan akan meningkatkan permintaan. Makin besar nilai Ei elastisitas pendapatanya makin besar

3.1.6  Manfaat Menaksir Elastisitas Permintaan
Secara umum kita dapat mengemukakan dua kesimpulan sebagai berikut:
1.       Apabila kurva elastisitas permintaan agak datar (bentuknya landai) suatu pergeseran kurva penawaran akan menimbulkan perubahan harga  yang sedikit, tetapi jumlah yang diperjualbelikan cukup besar.
2.       Apabila kurva elastisitas permintaan bentuknya menurun dengan sangt curam, suatu pergeseran keatas kurva penawaran akan menimbulkan perubahan harga yang besar, tetapi perubahan jumlah yang diperjualbelikan adalah relative kecil.
Dari kedua kesimpulan memiliki makna yang berbeda terhadap perusahaan didalam mengambil kepurusan. Apabila kondisio kurva elastisitas permintaan sepertihalnya kesimpulan yang pertama maka perusahaan dapat mengambil keputusan menaikan produksi dan penawaran dikarnakan hal tersebut dapat menaikan penambahan pendapatan dalam hal menaikan penjualan.
Lain lagi apabila kondisi yang  dihadapi seperti halnya kesimpulan dua, pertambahan penawaran akan menyebakan kerugian bagi perusahaan karena hasil penjualan akan berkurang.

3.2.1   Elastisitas Penawaran
Elastisitas penawaran (Es) adalah anggka yang menunjukan berapa persen jumlah barang yang ditawarkan berubah bila harga barang berubah satu persen, elastisitas penawaran juga dapat dikaitkan dengan factor-faktor lain yang dapat memperngaruhinya seprtihalnya, tingkat  bunga, upah, harga bahan baku dan harga barang antara lainya.

                Persentase perubahan jumlah barang yang ditawarkan
Es  =
                                Persentase perubahan harga

Text Box:       Text Box:       Text Box:        Atau                                                                     harga
                                                                                                Es = 0
                                                                                                                       Es =1
                                                                                                                   
       Makin _elast
                                                                                                                                  Es=                                                                                                             



                                                                                      450
3                                                      kuantitas                      
                                                                               
Faktor-faktor yang menentukan elastisitas penawaran
a.       Jenis produk. Kurva penawaran produk pertanian umumnya _nelastic, sebab produsen tidak mampu memberikan respon yang cepat terhadap perubahan harga. jika harga beras naik 10% petani harus menanam dahulu, sementara kurva penawaran produk industeri umumnya bersipat elastic sebab mampu merespon cepat perubahan harga.
b.      Sifat perubahan biaya produksi, selain tergantung pada jenis produknya elastisitas penawaran dipengaruhi juga oleh sifat perubahan biaya produksi. Penawaran bersifat inelastic bila kenaikan penawaran hanya dapat dilakukan dengan mengeluarkan biaya yang sangat tinggi.
c.       Jangka waktu

3.2.2          Elastisitas Jangka Pendek dan Jangka Panjang
a.        Elastisitas Permintaan
1)      Elastisitas Harga
untuk barang yang habis dalam waktu kurang dari setahun (barang tidak tahan lama/ non durable goods) elastisitas harga lebih besar dalam jangka panjang dibanding dalam jangka pendek, ada dua penyebab
Pertama konsumen membutuhkan waktu untuk mengubah kebiasaan mereka, bila harga kopi naik, konsumen yang biasa minum kopi sehari tiga kali sulit mengubah kebiasaan tersebut. Akibatnya permintaan kopi dalam jangka pendek mengalami penurunan yang relative sedikit bila dibandingkan dalam jangka panjang.
Kedua, kadang-kadang permintaan terhadap suatu barang berkaitan dengna barang lain, yang perubahanya baru terlihat dalam janka panjang misalnya: kenaikan BBM mengakibatkan penyesuaian penggunaan kendaraan, sehingga elastisitas jangka pendek harga lebih besar.
 Untuk barang tahan lama yang masa konsumsinya lebih dari satu tahun (durable goods) permintaanya lebih elastic dalam jangka pendek dibanding jangka panjang. Misalnya harga mobil mengalami kenaikan 10% dalam jangkia pendek permintaan terhadap mobil dapat turun 15%. Tapi dalam jangka panjang permintaan terhadap mobil akan naik lagi dikarnakan banyak mobil yangharus diganti.
2)      Elastisitas pendapatan
Elastisitas pendapatan dalam jangka panjang bagi barang non durable lebih besar dibandingkan jangka pendek, sebaliknya dalam jangka pendek lebioh besar dalam janka panjang (jika pendapatan naik dalam jangka pendek kemungkinan permintaan mobil naik).
3)      Elastisitas penawaran
Hampir semua barang memiliki penawarang yang lebih elastic dalam jangka panjang dibandingkan dalam jangka pendek, sebab dalam jangka panjang perusahaan dapat mengantisipasi kendala-kendala dalam jangka pendek.
 


BAB IV
TEORI PRILAKU KONSUMEN

Ilmu ekonomi modern menganalisis masalah ekonomi, lepas dari pertimbangan moralitas dan agama, gejala-gejala yang terjadi dijelaskan dengan logika, misalnya mengapa orang di Negara maju dan atau kaya orang lebih senang memiliki sedikit anak, dibandingkan Negara-negara belum maju, mengapa orang yang berpendidikan tinggi umumnya menghabiskan uang untuk membeli informasi (buku,surat kabar dan internet).
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan diatas, ekonom mengembangkan pemahaman-pemahaman dan peralatan analisis ekonomi mikro.

1.       Asumsi – Asumsi Dasar
Pertanyaan mendasar adalah apa tujuan konsumen mengkonsumsi barang ? dan mengapa mereka mengalokasikan sumberdaya ekonominya. Maka untuk mengetahuinya kita membahas asumsi dasar.

a)      Barang (commodities)
Barang adalah benda dan jasa yang dikonsumsi untuk memperoleh manfaat atau kegunaan, barng yang dikonsumsi mempunyai sifat makin banyak dikonsumsi makin besar manfaat yang diperoleh
b)      Utilitas (Utility)
Utilitas adalah manfaat yang diperoleh karena mongkonsumsi barang, utilitas merupakan manfaat suatu barang disbanding demngan alternatif penggunaanya, utilitas digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan oleh konsumen. Utilitas total (total utility /TU) adalah manfaat ttotal yang diperoleh dari seluruh barang yang dikonsumsi, Utilitas Marginal (marginal Utility/MU) adalah adalah tambahan manfaat yang diperoleh karena menambah konsumsi sebanyak satu unitbarang.
c)       Hukum Pertambahan Manfaat yang Makin Menurun (the low of diminishing marginal utility)
Pada awalnya barang yang dikonsumsi akan menambah utilitasnya, tapi semakin lama penambahan itu bukan semakin besar melainkan menjadi menurun atau bahkan menjadi negative kondisi tersebut disebut (LDMU). LDMU dilihat dari semakin menurunya nilai utilitas marjinal, karena dasar analisisnya adalah perubahan utilitas marginal maka analisis ini dikenal sebagai analisis marginal.
Analisis marginal mula mula di dikembangkan mengapa berlian lebih mahal dari air, ada yang menjawab karena utilitas berlian lebih tinggi dari air, maka dengan jawab tersebut ada satu kondisi air lebih mahal dari berlian. Herman Heinrioch Gossen yang dikenal dengan hukum gosen mengemukakan bahwa utilitas dari air cepat sekali menurun.
d)      Konsistensi Preferensi (Transifity)
Konsep preferensi berkaitan denngan kemampuan konsumen menyusun prioritas pilihan agar dapat mengambil keputusan, mminimal ada dua sikap yang berkaitan dengan preferensi konsumen yaitu suka (prefer) dan atau sama-sama disukai (indifference), misalkan ada dua barang X dan Y maka konsumen mengatakan X lebih disukai (X>Y) atau sama sama disukai (X=Y)
Sarat lain untuk bisa diamatai adalah bahwa konsumen harus memiliki konsistensi preferensi misalnya X lebih disukai dari Y (X>Y) dan y lebih disukai dari Z (Y>Z) maka barang X lebih disukai dari barang Z (X>Z) konsep ini dinamakan transivitas (transivity)
e)      Pengetahuan sempurna (Perfect Knowledge)
Konsumen memiliki pengetahuan yang sempurna berkaitan dengan barnag yang akan dikonsumsinya.

2.       Teori Kardinal (Cardinal Theory)
Teori cardinal menyatakan bahwa kegunaan dapat dihitung secara nominal sebagaimana kita menghitung berat dengan gram atau kilogram, panjang dengan centi-meter atau meter. Sedangkan satuan ukuran kegunaan adalah util. misalnya ahmad ingin memberli baju perhelainya Rp. 25.000,00 berapa baju yang akan dibeli? Untuk mengetahuinya maka kita harus mengetahui dahulu nilai baju tersebut bagi ahmady ang diasumsikan setara dengan rupiah seandanya pola konsumsi ahmad terhadap baju adalah sebagai berikut:

Tabel
Utilitas total dan utilitas marginal dari mengkonsumsi baju
Harga baju per helai (Rp)
Jumlah baju yang dikonsumsi
Uang yang harus dikeluarkan (Rp)
Kegunaan Total /TU (util)
Tambahan Kegunaan / MU (util)
25.000
25.000
25.000
25.000
25.000
25.000
25.000
25.000
1
2
3
4
5
6
7
8
25.000
50.000
75.000
100.000
125.000
150.000
175.000
200.000
50.000
125.000
185.000
225.000
250.000
250.000
225.000
100.000
50.000
75.000
60.000
40.000
25.000
0
-25.000
-125.000

Baju pertama yang di konsumsi nilai gunanya jauh lebih besar dari uang yang dikeluarkan,  hanya dengan 25.000diperoleh kegunaan 50.000 util, karenanya dia mau menambah konsumsi bajunya kedua memberi tambahan nilai 75.000 util, berarti kegunaan total menjadi 125.000 dan pada konsumsi ke tiga Tu 185.000 util dan Mu 60.000 util. walaupun sudah terjadi penurunan (MU) hukum pertambahan manfaat yang semakin menurun. Tetap lebih menguntungkan seandanya konsumsi baju terus maka stelan  baju kelima penambah konsumsi tidka menambah Tu bahkan menutunkan TU karena MU sudah < 0 (negative)

                            Util
                               
                           250
                           225
                         200
                         175
                         150
                         125
                         100                                        TU
                           75
                           50
                           25
                               0      1   2  3  4  5  6  7  8  Baju
                                                                         MU   (Mu=: TU Maksimum)
                Maka ketika baju ke lima konsumsi baju akan dihentikandan apa bila masih terus dilanjutkan konsumsi baju tersebut tidak menambah utilitasnya dan bahkan akan merugikanya, konsumsi berhenti ketika MU=P
Prinsif tersebut berlaku untuk semua jenis barang sehingga konsumen akan mencapai kepuasan maksimum pada saat MUx = Px
Di mana :  MUx = tambahan kegunaan X
                                Px = harga X

3.       Teori Ordinal (Ordinal Theory)
a.       Kurva indiferensi (indifference curve)
Teroi ordinal beranggapan bahwa kegunaan tidak bisa dihitung hanya dapat dibandingkan, sepretihalnya kita menilai kecantikan atau kepandaian seseorang. Teori indifferent menggunakan kurva yang menunjukan berbagai kombinasi konsumsi dua macam barang yang memberikan kepuasan sama bagu seorang konsumen, namun dari kurva indeferen dapat ditiliskan satu persamaan yaitu :
U = X.Y
Dimana U= adalah utility
                X = barang X
                Y = barang Y

                                Tabel
                                Konsumsi baso dan sate
                                Yang memberikan tingkat kepuasan yang sama

Makan bakso
(mangkok perbulan)
Makan sate
(porsi perbulan)
25 kali
20 kali
10 kali
  5 kali
   4 kali
4, porsi
8, porsi
10, porsi
20, porsi
25, porsi


                                Diagram
                                Kurva indiferensi (indifeerence curve)

                       Makan baso
                           
                                25

                                20

                                15

                                10
                                                                  U = X.Y
                                  5
                                  4                                                       IC
                                  0      4  5     10     15     20     25  makan sate

Asumsi-asumsi kurva indiverensi.
1)      Semakin jauh kurva indiferensi dari titik original semakin tinggi tingkat kepuasanya
2)      Kurva indiferensu menurun dari kiri atas kekanan bawah dan cembung ke titik original
3)      Kurva indiferensi tidak saling berpotongan.

b.      The Budget Constraint Line (kurva garis anggaran)
The budget constraint line shoe all different combination of the two commodities that consumers can purchase, given his or her money income and the price of the two commodities.
Misalnya garis anggaran dinotasikan BL sedangkan harga P (Px untuk barang x, Py untuk barang y) jumlah barang yang dikonsumsi di notasikan dengan Q (Qx untuk jumlah barang x dan Qy untuk barang y) maka :

BL = Px.Qx + Py.Qy
Kemiringan (slope) kurva Bl adalah negative, yang merupakan rasio Px dan Py


Text Box: Kurva tersebut menunjukan:
Px.X1 + Py.y1 = Px.X2 +Py.Y2 = Px.X3 + Py.Y3
                            y
                               

                                Y1

                                Y2

                                Y3
                                                                   BL= Px.Qx+Py.Qy
                                 
                                  0        X1      X2         X3                      X




c.       Keseimbangan Konsumen
Keseimbangna konsumen adalah kondisi konsumen telah mengalokasikan seluruh pendapatanya untuk konsumsi, sejumlah uang digunakan untuk memperoleh kepuasan tertinggi (maksimalisasi kepuasan)

    Y                                                                               Y                                                                              


           
                               


                               
                                                                                                                  Y1                            E
                                Y1                              E                                                                                                     BL3
                                                                                                IC3                                                    BL1
                                                                                                                    IC2                                                                                      BL2          IC1
                                                                           IC1
                                 
                                  0                  X1         Bl2  BL1           X            0                  X1                                                          X
       (Maksimalisasi kepuasan)                                            (minimalisasi biaya)

Maksimalisasi kepuasan kemampuan BL1 karena itu tingkat kepuasan yang tinggi yang dapat diperoleh adalah di titik E ketika terjadi persinggungan antara BL1 dan IC2 pada saat itu kombinasi konsumsi adalah 0 X1 untit barang X dan 0 y1 unit barang y kurva IC bukan memberikan kurva yang memberikan tingkat kepuasan maksimum, karena dapat dijangkau dengan anggarang yang lebih rendah daripada Bl1 yaitu BL2  kurva IC3 walaupun lebih tinggi daripada IC2 tidak terjangkau dengan kemampuan yang ada.
Minimalisasi biaya tingkat kepuasan yang  ingin dicapai IC1 yang dapat dicapai dengan anggran BL2 dengan kombinasi konsumsi 0 X1 unit barang x dan 0y1 unit barang y.
Satisfaction of the last money spent on the various  commodities is the same. This  can be expressed mathematically by
                MUx/Px = MUy/Py =……
Subject to the constraint that
                PxQx + PyQy+…..= M (the individual income)
A derivation of the above equilibrium condition, in the case of two commodities,
Q
1
2
3
4
5
6
7
8
MUx
16
14
12
10
8
6
4
2
MUy
11
10
9
8
7
6
5
4

The table gives individual’MUx and MUy, schedules Suppose that X and Y are the only two commodities available and Px = $2 while Py =$1; the individual’s income is $12 per time period and is all spent.  Whit continuously decreasing MU, overall TU can be maximized by maximizing the utility received from income to purchase the first and second units of Y. From these a total of 21 unit is received. If the consumer spent the first two dollars of personal income to purchase the first unit of X, only 16 utils would be received  the thired and fourth dollars should be spent on purchasing the third and fourth unit of y.  From these the consumer receives a total of 17 utils. The individual should spend the fifth and sixth dollars to purchase the first unit of X and the seventh and eigth dollars to purchase the second unit of X. From these the consumers received 16 and 14  utils, respectively. The ninth and tenth dollars should be used to buy the fifth and sixth units of Y. these give the individual a total of 13 utils of utility. The individual should spend the last two dollars to buy the third unit of X (from which 12 utils would be received) rather than to buy the seventh and eights unit of Y (from which a total of only 9 utils would be received)
The overall total utility received by the individual is 93 utils (obtained by adding marginal utilites of the first 3 unit of X and the first 6 unit  of Y in table) the represent the maximum utility this individual can receive from all expenditures if the individual spent the total income iin any other way, the total utility  would be less when Qx =3, Qy = 6, the two condition for sonsumer equilibrium are simultaneously satisfield

                MUx/Px = MUy/Py or 12/$2 =6/$1
                Px Qx +Py Qy = M or ($2)(3)+($1)(6) = $12
  
d.      Perubahan Harga atau pendapatan
Bila pendapatan dan atau harga berubah maka akan menyebabkan perubahan terhadap permintaan sehingga keseimbangan konsumen berubah, salah satu yang dapat mengubah pendapatan nyata adalah perubahan harga.

1)      Kurva Harga Konsumsi (price-consumption curve)
Perubahan harga menyebabkan rasio harga berubah, akibatnya barang akan menjadi relative murah ataupun mahal, perubahan harga menyebabkan pendapatan nyata (rill) berubah walaupun secara nominal tidak berubah. Seperti digambarkan dalam kurva harga-konsumsi. (Price-Consumtion Curve / PCC). Yang dapat diartikan sebagai tempat kedudukan (lokus) titik-titik keseimbangan konsumen pada berbagai rasio harga sebagai akibat perubahan harga suatu barang dimana nominalnya tetap.

Diagram
Kurva Harga-Konsumsi
Text Box: Pada kurva tersebut keseimbangan awal terjadi pada A, bila harga barang X turun maka kemampuan untuk membeli barang x, meningkat dari jumlah anggrang tetap ditunjukan oleh garis BL1 ke BL2 dan BL3. Maka keseimbangan bergeser, dari titik-titik keseimbangan apabila dihubungkan menjadi PCC(PCC)
 Y
 


           IC1       IC3
              IC2

           A                          PCC
                     B       C


           Bl1                BL2          BL3
0        X1      X2         X3         X

Reaksi Terhadap Perubahan Pendapatan Nominal
1)      Kurva Pendapatan Konsumsi (Income-Consumption Curve ICC)
Jika titik-titik keseimbangan dihubungkan maka akan terbentuk kurva pendapatan-konsumsi ICC). Icc dapat didefinisikan sebagai tempat kedudukan titik-titik keseimbangan konsumen pada berbagai tingkat pendapatan nominal, di mana harga nominal barang tidak berubah. Kemiringan  ICC adlah positif dikarnakan pada umumnya permintaan terhadap suatu barang meningkat bial pendapatan meningkat (barang normal)

Diagram
Kurva pendapatan-Konsumsi
(ICC)
 Y
 


      ICIC3
                   IC2


           A                ICC
                   

           BlBL2          BL3
0                                           X

Kurva engel (Engel curve)
Kurva engel dikemukakan oleh Christian Lorenz Erns Engel (statistian jerman abad 19) yang mencoba melihat pendapatan dengan tingkat konsumsi, bila kurva permintaan individu diturunkan dari PCC kurva engel di turunkan dari ICC (Income-consumption curve). Kurva engel digunakan untuk mengetahui apakah suatu barang merupakan barang kebutuhan pokok atau barang mewah.

  X                                                                                 X
 

 
                             X2 
                                 X1                                                                                X2
                           
                                                                                                                                                                        X1


                                         0               M1     M2   Pendapatan                                              0                 MM2             Pendapatan
                                   Barang kebutuhan pokok                                           barang mewah

Barang kebutuhan pokok tidak terlalu terpengaruh terhadap perubahan pendapatan, berlainan dengan barang mewah.



BAB V
TEORI PRODUKSI

Faktor produksi dapat dibedakan menjadi factor produksi tetap (fixed input) dan factor produksi variabel (variabel input).
Factor produksi tetap adalah factor produksi yang jumlah penggunaanya tidak tergantung pada jumlah produksi, ada atau tidaknya produksi, paktor produksi tersebutselalu tersedia.faktor produksi variabel merupaka factor produksi yang besarnya tergantung terhadap tingkat produksi-nya, makin besar tingkat produksi, makin banyak jumlah  paktor produksi variabel yang digunakan.

  1. Model Produksi Dengan Satu Faktor Produksi Variabel.
Dalam prakteknya penggunaan faktor produksi variabel tidak ada yang hanya menggunakan satu paktor produksi saja, pengertian faktor produksi variabel adalah pengertian analisis jangka pendek, dimana ada factor produksi yang tidak dapat diubah, untuk memahami paktor produksi ekonomi membagi factor produksi menjadi barnag modal (capital)  dan tenaga kerja (labour), dalam hubungan matematis dituliskan:
                Q = f (K,L)
Di mana :
                Q = tingkat output
                K = barang modal
                L = tenaga kerja/buruh
Dalam model produksi  satu factor produksi variabel, barang modal dianggap factor produksi tetap. Keputusan produksi ditentukan oleh alokasi efesiensi tenaga kerja
  1. Produksi total, produksi marginal dan produksi rata-rata
Produksi total  (total produk) adalah banyaknya produksi yang dihasilkan dari penggunaan total factor produksi. Produksi marginal (marginal product) adalah tambahan produksi karena penambahan penggunaan satu unit factor produksi. Produksi rata-rata  (average product) adalah rata-rata output yang dihasilkan per unit factor produksi.

Produksi Total :
                TP = f (K,L)
Di mana : TP = Produksi Total
                     K  = barang modal (yang diangggap konstan)
                     L  = tenaga kerja / buruh     
Secara matematis TP maksimum bila turunan pertamanya= 0. Turunan pertama TP adalah MP maka TP maksimum pada saat MP sama dengan nol.

Produksi Marjinal
MP = TP’ = TP/L
Di mana: MP = produksi marjinal
Perusahaan dapat terus menambah tenaga kerja selama MP > 0. Jika MP sudah < 0 penambahan tenaga kerja akan mengurangi produksi total. Penurunan nilai MP merupakan tewrjadinya hukum LDR (pertambahan hasil yang semakin menurun).

Produksi Rata-rata
                 AP = TP/L
Di mana :  AP = produksi rata-rata

AP akan maksimum bila turunan pertama fungsinya adalah 0 (AP’=0) AP=MP dan MP akan memotong AP pada saat nilai AP maksimum

Tabel
Produksi Total, produksi Marjinal dan
Produksi Rata-rata usaha texstil tradisional
(satu factor produksi variabel)





Mesin (Unit)
Buruh (orang)
Produksi Total (TP) (bal)
Produksi Marjinal (MP) (bal)
Produksi rata-rata (AP) (bal
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
5
20
45
80
105
120
126
120
106
90



Isilah MP dan AP dan buatkan kurvanya

Tiga Tahap Produksi

 

                                     MP = 0


                                                   AP


                    MP maks          



               0   1 2 3 4             8           10 Tenaga kerja  




                   Tahap  Tahap II   Tahap III 
                       I
    
     
                                                                AP


                0        3 4             8      MP Tenaga kerja

 Pada tahap I Penambahan tenaga kerja akan meningkatkan produksi total maupun produksi rata-rata karena itu hasil yang diperoleh dari tenaga kerja masih jauh lebih besar dari tambahan upah yang dibayarkan.
Pada tahap II karena berlakunya LDR baik MP maupun AP mengalami penurunan namun  nilai keduanya masih positif, penambahan tenaga kerja akan tetap menambah produksi total sampai mencapai nilai maksimum
Pada tahap III perusahaan tidak mungkin melanjutkan produksi karena penambahan tenaga kerja justeru menurunkan produksi total.
Alokasi tenaga kerja dianggap efisien bula W = MP (P)


  1. Model Produksi Dengan Dua Faktor Produksi Variabel
Dalam Pembahasan ini kita melonggarkan asumsi adanya asumsi  factor produksi tetap, baik barang modal maupun tenaga kerja bersifat variabel.

  1. Isokuan (isoquant)
Isokuan adalah kurva yang menggambarkan berbagai kombinasi penggunaan dua macam factor produksi variabel  secara efisien dengan tingkat teknologi tertentu yang menghasilkan tingkat produksi yang sama. Missal :

Tabel                                                                                                                Diagram  Isokuan
Produksi total usaha texstil tradisional                                                Mesin                                              

4
3
2
1
0
 
(dua factor produksi variabel)                                                          
 
Mesin
Tenaga kerja
1
2
3
4

Isokuan = 105
 
5
1
2
3
4
5
30
80
105
20
45
105
135
45
105
150
180
80
150
180
240
105
135
150
210
                                                                                                                                      1       2      3      4     5 Tenaga kerja

Asumsi-asumsi Isokuan
1)      Konveksitas (Convexity)
Asumsi konveksitas analog dengan sumsi pada pembahasan prilaku konsumen, yaitu kurva indiferensi yang menurun dari kiri atas ke kanan bawah (down ward solping) produsen dapat melakukan berbagai kombinasi penggunaan dua macam factor produksi untuk menjaga tingkat produksi tetap.
Kesediaan produsen untuk mengorbankan factor produksi yang satu demi menambah penggunaan factor produksi yang lain, untuk menjaga tingkat produksi pada isokuan yang sama disebut derajat teknik subtitusi factor produksi atau Marginal rate of technical substitution (MRTS) adalah bilangan yang menunjukan berapa unit factor produksi L harus dikorbankan untuk menambah 1 unit factor produksi K pada tingkat produksi yang sama, jika L adalah tenagakerja dan K adalah barang modal (mesin), maka MRTSlk adalh berapa unit tenaga kerja yang harus dikorbankan untuk menambah 1 unit mesin demi menjaga produksi pada tingkat yang sama.

Diagram
Marginal Rate of Technical Subtitution (MRTS)
Text Box: Jika kombinasi factor produksi mau dirubah dari A ke B maka + output karena + 1 unit L adalah = MPL . ∂L   
Pengaruh output karena pengaruh factor produksi K adalah = MPK . ∂K Karen abergerak pada isokuan  yang sama maka pertambahan output = 0  (MPL . ∂L +MPK . ∂K =0)
Y = barang modal


       A
           B
                  Isokuan  
                          X= Tenaga Kerja


(MPL . L) + (MPK . K) = 0
MPL . L = -MPK . K
MPL/MPK = - ∂K/∂L = MRTSlk

Diminishing of MRTS/Nilai MRTS menurun disebabkan factor produksi yang langka, dalam kasus-kasus tertentu, nilai MRTS akan kosntant atau nol hal ini disebabkan factor produksi bersifat subtitusi sempurna (perfect substitution)

Kurva Anggaran Produksi (Isocost)
Isocost adalah kurva yang menggambarkan berbagai kombinasi penggunaan dua macam factor produksi yang memerlukan biaya yang sama. Jika harga factor produksi tenagakerja adlah upah (w) dan harga factor produksi barang modal adalah sewa( r ) maka kurva isocost (I) adalah:
                I = rK + wL
Sudut kemiringan kurva isocost adalah rasio harga kedua factor produksi, jika terjadi perubahan harga factor produksi  kurva I berotasi, jika yang berubah adalah kemampuan anggaran, kurva socost bergeser sejajar.

       Mesin                                                         Mesin
 







                                                                                                                I1      I2      I3                              
                            I1         I2          I3                                                                                             
        0                                              Tenaga kerja     0                                        Tenaga kerja
              Rotasio kurva isocost                                            Pergeseran kurva isocost



BAB VI
TEORI BIAYA PRODUKSI

Dalam pembahasan ini beberapa asumsi yang digunakan adalah:
  1. Perusahaan bergerak di pasar persaingan sempurna, harga output ditentukan oleh pasar dan berapap pun akan habis terjual. Perusahaan tidak perlu merencanakan strategi penjualan, yang harus dipikirkan hanyalah menentukan tingkat output agar biaya produksi per unit dapat diminimalkan.
  2. Factor produksi atau input yang digunakan adalah barang modal dan tenaga kerja, dalam jangka pendek hanya tenaga kerja yang bersifat variabel

  1. Konsep Biaya  
Dalam pembahasan terdahulu pernah dibahas konsep biaya, berkaitan konsep tersebut kita mengenal biaya eksplisit dan biaya implicit. Explicit cost adalah biaya-biaya yang secara nyata terlihat terutama melalui laporan keuangan, biaya listerik, telpon dan air demikian juga dengan pembayarang upah buruh dan gaji karyawan. Biaya impllisit merupakan biaya kesempatan (opportunity cost)

  1. Biaya Tenaga Kerja
Biaya tenagakerja adalah biaya yang harus dikeluarkan dalam menggunakan tenaga kerja perorang persatuan waktu dinotasikan dengan w
  1. Biaya Barang dan Modal
Ada perbedaan konsep antara ekonomi dengan akuntansi dalam perhitungan biaya barang modal, akuntansi menggunakan konsep biaya historis, maka harus disusutkan (depreciation cost) sementara ekonomi melihat biaya barnag modal sebagai biaya implicit, biaya ekonomi penggunaan barang modal bukan lah seberapa besar uang yang harus dikeluarkan melainkan seberapa besar pendapatan yang diperoleh bila mesin disewakan kepada perusahaan lain, karena itu biaya barang modal diukur dengan  biaya sewa yang dinotasikan dengan t.
  1. Biaya kewirausahaan
Biaya kewirausahaan adalah biaya yang harus ditanggunga didalam keberanianya mengambil resiko, makin tinggi resikonya makin tinggi laba yang akan diperolehnya.

1.       Biaya Produksi Jangka Pendek
a.       Biaya Total, Biaya Tetap, dan Biaya Variabel
Biaya total jangka pendek (total cost) sama dengan biaya tetap ditambah biaya variabel. Biaya tetap (fixed cost) merupakan biaya yang besarnya tidak tergantung pada jumlah produksi contohnya biaya barang modal, sewa gedung  bahkan ketika perusahaan tidak berproduksi ( Q=0 )biaya tetap harus dikeluarkan.
Biaya variabel adalah biaya yang besarnya tergantung pada tingkat produksi contohnya upah buruh, biaya bahan baku
       
TC = FC + VC

di mana : TC = Total cost
                   FC = Biaya tetap jangka pendek
                   VC = biaya variabel jangka pendek

Diagram
Kurva TC, VC dan FC


      Biaya
                                                TC           VC




                                                                       FC




0                                                                                                                          Kuantitas


b.      Biaya Rata-Rata (average cost AC)
Biaya rata-rata adalah biaya yang harus dikeluarkan untuk memproduksi satu unit output besarnya biaya rata arata adalah TC/Q karena dalam jangka pendek TC=FC+VC maka

AC=AFC+AVC
                atau
TC/Q=(FC/Q)+(VC/Q)

Di mana :

                                AC = biaya rata-rata jangka pendek
                                AFC = biaya tetap rata-rata jangka pendek
                                AVC = biaya variabel rata-rata jangka pendek

Text Box: Kurva AFC terus menurun mendekati garis horizontal (asimtot) tapi tidak akan pernah memotong garis horizontal artinya AFC tidak akan pernah negative 
Kurva AC mula mula menurun lalu menaik sepola dengan gerakan AVC karena berlaku hukum LDR
Kurva AVC mula mula menurun lalu naik mendekati kurva AC tapi tidak pernah berpotongan (asimtot)
Makin kecilnya  jarak antara AVC dengan AC dikarnakan makin kecilnya AFC pergerakan AVC berkaitan dengan AP (average produk) bila harga per unit tenaga kerja adalah P, maka AVC=P/AP. Dari persamaan tersebut bila AP meningkat maka AVC menurun

                                Diagram 
                                Kurva biaya rata-rata

                                Biaya
 



                                                                                  Ac

                                                                                 AVC

                                                                                  AFC
                           0                                   kuantitas

c.        Biaya Marjinal
Biaya marginal adalah tambahan biaya karena menambah produksi sebanyak 1 unit output jika biaya marginal jangka pendek dinotasikan MC dan perubahan output adalah Q maka
        MC = TC/Q
Dalam jangka pendek, perubahan biaya total disebabkan perubahan biaya variabel
MC=VC/Q
Jika harga perunit tenaga kerja adalah P dan perubahan penggunaan tenaga kerja adalah V maka
                VC=p.V
                MC =P.(V/Q): karena MP adalah Q/V
Maka
                MC = P(1/MP)  

Biaya Produksi Jangka Panjang
Dalam jangka panjang semua biaya adalah variabel, Karen itu biaya yang relevan dalam jangka panjang adalah biaya total, biaya variabel, biaya rata-rata dan biaya marjinal, perubahan biaya total adalah sama dengan perubahan biaya variabel dan biaya marjinal.
Biaya total jangka panjang adalah biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi seluruh output dan semuanya bersifat variabel
                LTC = LVC
Di mana :
                LTC  = biaya total jangka panjang
                LVC = biaya variabel jangka panjang

Biaya marjinal adalah tambahan biaya karena menambah produksi sebanyak satu unit, TC=VC
                LMC =LTC/Q
Di mana :
                LMC  = Biaya marginal jangka panjang
                LTC = perubahan biaya total Jangka panjang
                Q    = perubahan output

Biaya rata-rata adalah TC/Q
                LAC = LTC/Q
Di mana :
                LAC = biaya rata-rata jangka panjang
                Q     = jumlah output
Hubungan Antar Kurva

1.       Kurva biaya tetap rata-rata
FC = C, dimana C adalah konstanta
TC/Q = 0
                       Artinya biaya tetap tidak berubah karena perubahan output
                                Biaya tetap rata-rata : AFC = FC/Q =C/Q
                                AFC hanya kan 0 bila Q=ȹ (karena itu AFC tidak pernah mencapai nol)
2.       Hubungan biaya rata-rata dengan biaya marginal
Kurva biaya marjinal (MC) memotong biaya rata-rata (AC) di titil AC minimum,
Bila MC memotong AC pada saat minimum, maka MC memotong AC di titik AC’ = 0 atau
AC/Q = 0
AC = TC/Q
                        Q(TC/Q) – TC (Q/Q)
AC/Q  =                                                      = 0
                                          Q2
                 = Q.MC – TC   = 0
                                                     Q2               AC
                                         = MC – TC/Q =0
                           AC = MC       Terbukti
3.       Dalam jangka pendek, biaya marjinal hanya dipengaruhi oleh perubahan biaya variabel
TC = FC + VC
MC = TC/Q
            FC             VC
       =             +  
                                     Q              Q
                                = 0 + VC/Q   terbukti
4.       Kurva MC memotong kurva AVC di titik minimum AVC akan minimum bila AVC’=0
AVC = VC/Q

Text Box:


                                                                                                    









                VC/Q  = VC/Q    terbukti
               
                                AVC           MC
5.       Kurva AVC tidak akan pernah berpotongan dengan kurva AC
TC = FC+ VC

TC/Q  = FC/Q + VC/Q
 

        AC          AFC          AVC

Kurva AC akan berpotongan dengan AVC bila AC = AVC

VC/Q  = TC/Q  + FC/Q

Dari persamaan di atas AVC = AC bila FC/Q=0 di mana Q = karena itu AC tidak akan berpotongan dengan AVC


BAB VII
MEMAKSIMALKAN LABA

Laba atau keuntungan merupakan nilai penerimaan total dari perusahaan di kurangi biaya total yang dikeluarkan jika laba dinotasikan π pendapatan total dinotasikan dengan TR dan biaya total adalah TC maka
        π = TR – TC
perusahaan dikatakan mendapatkan laba bila π bernilai positif (π > 0) dimana TR > TC  laba maksimum tercapai bila π maksimum.
Bagaimana perusahaan menghitung laba maksimum? Tiga pendekatan menghitung laba maksimum:

a.       Pendekatan Totalitas (Totality Approach)
Pendekatan totalitas dengan cara membandingkan pendekatan total (TR) dan biaya total (TC)  pendapatan total sama dengan unit output yang terjual dikali dengan harga output per unit, jika harga jual perunit output adalah P maka TR = P.Q.
Pada saat pembahasan teori biaya bahwa TC = FC + VC dalam  pendekatan totalitas biaya variabel per unit output dianggap konstan sehingga biaya variabel adalah jumlah unit output (Q) dikalikan biaya variabel per unit jika biaya variabel per unit adalah v maka VC = v.Q dengan demikian
π = PQ-(FC+vQ)
bila dilihat dalam bentuk diagram

Diagram
Kurva TR dan TC
     Rp
                                        TR = PQ
                                                           TC = FC+VC 
                                                          
     TR=TC                        titik impas
                                                        (BEP)
  
        FC                                                  Vc = vQ
       
              0                  Q*                         Kuantitas
 Cara menghitung Q* dapat diturunkan dari persamaan π = PQ-(FC+vQ)
π = P.Q*- (FC+v.Q*)
titik impas tercapai pada saat π sama dengan 0
0   = P.Q* - FC – V.Q*
     = P.Q* - v.Q*-FC
     = (P-v).Q* - FC
Q* = FC/(P-V)

Contoh :
Seorang ibu berencana menjual jajanan anak berupa permen coklat buatan sendiri dan hasilnya dipasarkan ke sekolah dasar, jumlah permintaan potensial (murid yang diberi uang jajan) adalah 1000 orang per hari untuk mewujudkan rencananya ibu membeli mesin produksi seharga Rp.5 Juta biaya per biji permen coklat Rp. 250,00 harga jual per biji permen Rp. 500,00.
pertanyaan apakah rencana tersebut layak dilaksanakan?
Jawab:
  Diketahui
                FC = Rp. 5.000.000,00
                v   = Rp. 250,00
                P  = Rp. 500,00
Untuk mengetahui titik impas, jumlah permen yang harus dijual adlah Q*
Jawab:
              Q* = FC/(P-V)
                Q* = 5.000.000/(500-250) = 20.00 biji permen
Untuk mencapai titik impas maka permen yang harus terjual adalah sebanyak 20.000 biji permen rencana tersebut tergantung dari optimism ibu, apakah target tersebut terlalu berat atau tidak?

Cara ini memiliki beberapa kelemahan:
  1. Dalam praktek sulit membedakan antara biaya tetap dan biaya variabel.
  2. Mengabaikan gejala penurunan pertambahan hasil (LDR)

PENDEKATAN RATA-RATA (AVERAGE APPROACH)
Dalam pendekatan ini perhitungan laba dilakukan dengan cara membandingkan antara AC dengan P. laba total adalah laba per unit dikali dengan jumlah yang terjual
                π  = (P-AC).Q
dalam persamaan diatas akan diperoleh laba bila P lebih tinggi dari AC. Implikasi dari pendekatan ini perusahaan harus menjual sebanyak banyaknya agra laba makin besar
Contoh:
                PT Tani Makmur ingin menanam singkonng di lampung, singkong akan dibeli di lahan oleh produsen tapioca Rp. 150,00 per kilo  gram, di perkirakan setiap hektar akan menghasilkan singkong 25 Ton, biaya produksi adalah sebagai berikut:
  1. Biaya persiapan lahan Rp. 500.000,00 per hektar
  2. Biaya penanaman dan perawatan (termasuk pupuk dan obat obatan) serta tenaga kerja Rp. 1.000.000,00  per hektar
  3. Biaya panen (pencabutan dan pemotongan) Rp. 10,00 per Kg
Ditanyakan:
Jika perusahaan menargetkan keuntungan 1.000.000.000,00 pada musim tanam mendatang berapa hektar  singkong yang harus ditanam

Jawab:
  1. Hitung biaya rata rata singkong per kilogram
  2. Biaya pembersihan lahan dan perawatan Rp. 1.500.000,00 / hektar
  3. Jika per hektar menghasilkan 25 Ton maka biaya rata-rata persiapan adalah Rp. 60,00/kg (1.500.000,00/25000) sehingga AC adalah Rp.70,00/kg (60+10)
  4. Harga jual singkonng Rp.150,00/kg
π  = (P-AC).Q
1.000.000.000,00 = (150-70)Q
Q                                 = (1.000.000.000,00 : 80 ) Kg
                                    = 12.500.000 kg
                                    = 12.500 ton
Jumlah yang harus diproduksi untuk mnghasilkan keuntungan Rp. 1M adalah 12.500 ton sehingga lahan yang harus dipersiapkan adalah 12.500 : 25 = 500 hektar

Pendekatan ini mengabaikan LDR

PENDEKATAN MARJINAL (Marginal Aproach)
Pendekatan marginal perhitungna laba dilakukan dengan membandingkan MCdengan MR laba maksimum akan tercapai pada saat MR=MC
  1. Penjelasan Secara Matematik
π = TR – TC
laba maksimum tercapai apabila turunan pertama fungsi π (∂π/∂Q) = 0 dan nilainya turunan pertama TR (∂TR/∂Q atau MR) dikurangi niali turunan pertama TC (∂TC/∂Q atau MC)

0
 
∂π           ∂TR                        ∂TC
∂Q          ∂Q                          ∂Q

= MR- MC = 0
MR=MC                  π laba maksimum, kerugian minimum



BAB VIII
PASAR PERSAINGAN SEMPURN
Pasar persaingan sempurna (perfect competition) adalah sebuah jenis pasar dengan jumlah penjual dan pembeli yang sangat banyak dan produk yang dijual bersifat homogen.
Harga terbentuk melalui mekanisme pasar dan hasil interaksi antara penawaran dan permintaan sehingga penjual dan pembeli di pasar ini tidak dapat memengaruhi harga dan hanya berperan sebagai penerima harga (price-taker).
1.       Ciri – ciri  pasar persaingan sempurna
  • Barang yang dijual bersifat homogeny
Homogeny  produk merupakan produk yang dapat memberikan kepuasan (utilitas) kepada konsumen tanpa konumen harus tahu siapa pembuatnya
  • Jumlah penjual dan pembeli banyak
Penjual dan pembeli tersedia banyak dalam pasar sehingga konsumen tidak kesulitan mencari barang yang dibutuhkan dan produsen memasarkan produk
  • Terdapat kebebasan keluar masuk pasar, baik rugi pembeli maupun penjual
Dalam pasar persaingan sempurna factor produksi mobilitasnya tidak terbatas, artinya keterrsedian factor produksi mudah untuk didapatkan, dan untuk dipindahkan
  • Ada mobilitas barang sehungga pembeli dapat memperoleh barang dalam jumlah berapapun
  • Penjual dan pembeli memahami keadaan pasar
Informasi sempurna tersedia sehingga penjual dan pembeli memahami kadaan pasar
·         Output Perusahaan Relatif kecil
Dalam jangka pendek maupun jangka panjang perusahaan berproduksi efisien (biayarata-rata terendah) namun output secara individu perusahaan rendah bila dibandingkian seluruh perusahaan dalam induteri

2.       Manfaat pasar persaingan sempurna

a.       Bagi produsen, yaitu adanya kemauan keras untuk menciptakan efisiensi usaha, misalnya melalui perbaikan system manajemen dan organisasi, penemuan baru di bidang teknologi produksi, penemuan metode kerja yang lebih efisien, dan sebagainya.
Adanya usaha yang keras tersebut didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan:
1. adanya persaingan dari banyak penjual.
2. adanya keuntungan normal saja secara jangka panjang.
3. produsen tak dapat menentukan harga sebab produknya merupakan sebagian kecil dari seluruh suplai yang ada.
b.      Bagi konsumen, manfaat pasar persaingan sempurna antara lain:
1. harga adalah relative murah.
2. intensitas kepuasan adalah maksimum karena konsumen dapat memilih secara bebas sesuai dengan yang diinginkan.
3. kemungkinan kecil terdapat barang tiruan

3.       Kebaikan dan keburukan pasar persaingan sempurna
a. Kebaikan pasar persaingan sempurna
  • Memaksimalkan Efisiensi
Efisiensi yang dimaksud mencakup 2 aspek, yaitu efisiensi produktif dan efisiensi alokatif. Perusahaan dalam pasar persaingan sempurna akan mendapatkan untung jika biaya produksi dalam biaya paling minim.
  • Kebebasan bertindak dan memilih
Pasar persaingan sempurna dapat menghindari wujud konsentrasi kekuasaan pada bagian golongan kecil di masyarakat. Umumnya, dalam pasar persaingan sempurna tidak seorang pun mempunyai kekuasaan dalam menentukan harga, jumlah produksi, dan jenis barang yang dproduksikan.
b. Keburukan pasar persaingan sempurna
a.       Pasar persaingan sempurna tidak mendorong inovasi
b.      Pasar persaingan sempurna menimbulkan biaya social
c.       Pasar persaingan sempurna membatasi pilihan konsumen
d.      Biaya dalam pasar persaingan sempurna cenderung lebih tinggi
e.      Distribusi pendapatan tidak merata





BAB IX
PASAR PERSAINGAN MONOPOLI

1.       Pengertian Pasar Monopoli

Kata “monopoli” berasal dari kata Yunani yang berarti “penjual tunggal“. Disamping itu istilah monopoli sering disebut juga “antitrust” untuk pengertian yang sepandan dengan istilah “antimonopoly” atau istilah “dominasi” yang dipakai oleh masyarakat Eropa yang artinya sepadan dengan arti istilah “monopoli“ dikekuatan pasar. Dalam praktek keempat istilah tersebut yaitu istilah monopoli, antitrust, kekuatan pasar dan istilah dominasi saling ditukarkan pemakaiannya.Keempat istilah tersebut dipergunakan untuk menunjukan suatu keadaan dimana seseorang menguasai pasar, dimana pasar tersebut tidak tersedia lagi produk subtitusi atau produk subtitusi yang potensial dan terdapatnya kemampuan pelaku pasar tersebut untuk menerapkan harga produk tersebut yang lebih tinggi, tanpa mengikuti hukum persaingan pasar atau hukum tentang permintaan pasar.
Jadi Pasar monopoli adalah suatu bentuk interaksi antara permintaan dan penawaran yang ditandai oleh adanya satu penjual / produsen dipasar berhadapan dengan permintaan seluruh pembeli atau konsumen.
Pelaku usaha adalah setiap orang atau pun badan usaha , baik yang berbentuk badan hukum atau tidak, yang didirikan atau berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah Republik Indonesia yang menyelenggarakan berbagai kegiatan dalam bidang ekonomi.
2.       Sifat dan ciri pasar Monopoli

Ciri dan sifat utama pasar ini adalah adanya seorang penjual yang menguasai pasar dengan jumlah pembeli yang sangat banyak.

Ciri-ciri yang lain dari pasar monopoli:
a)      Tidak terdapatnya barang pengganti yang memiliki persamaan dengan produk monopolis; dan adanya hambatan yang besar untuk dapat masuk ke dalam pasar.
b)      Tidak ada barang subtitusi/pengganti yang mirip (close substitute )
c)       Produsen memiliki kekuatan menetukan harga
d)      Tidak ada pengusaha lain yang memasuki pasar tersebut karena ada hambatan berapa keunggulan perusahaan.

3.       Penyebab terjadinya pasar persaingan monopoli

Ada beberapa penyebab terjadi pasar monopoli,diantara penyebabnya adalah sebagai berikut:
a)      Ditetapkannya Undang-undang (Monopoli Undang-undang). Atas pertimbangan pemerintah, makapemerintah dapat memberikan hak pada sutau perusahaan seperti PT Pos dan Giro, PT. PLN. hasil pembinaan mutu dan spesifikasi yang tidak dimiliki oleh perusahaan lain, sehingga lama kelamaan timbul kepercayaan masyarakat untuk selalu menggunakan produk tersebut.
b)      Hasil cipta atau karya seseorang yang diberikan kepada suatu perusahaan untuk diproduksi, yang kita kenal dengan istilah hak paten atau hak cipta.

4.       Hal – Hal menyebabkan kerugian pasar Persaingan monopoli dan cara untuk mencegah kerugian pasar Monopoli

Kerugian-kerugian yang disebabkan oleh pasar monopoli:
  1. Ketidak adilan, karena monopolis akan memperoleh keuntungan diatas keuntungan normal.
  2. Volume produksi ditentukan oleh monopolis
  3. Terjadi eksploitasi oleh monopolis terhadap konsumen dan pemilik faktor-faktor produksi

Pemerintah dapat mencegah kergian-kerugian yang disebakan pelaku monopoli dengan cara berikut:
  • Mencegah munculnya monopoli dengan undang-undang Pemerintah mendirikan perusahaan tandingan yang mampu menyaingi monopolis
    Membuka impor untuk barang yang diproduksi oleh monopolis
    Campur tangan pemerintah dalam menentukan harga.
Pengertian Praktek monopoli dan persaingan usaha tidak sehat menurut UU no.5 Tahun 1999 tentang Praktek monopoli adalah pemusatan kekuatan ekonomi oleh satu atau lebih pelaku usaha yang mengakibatkan dikuasainya produksi dan atau pemasaran atas barang dan atau jasa tertentu sehingga menimbulkan persaingan usaha tidak sehat dan dapat merugikan kepentingan umum. Undang-Undang Anti Monopoli No 5 Tahun 1999 memberi arti kepada monopolis sebagai suatu penguasaan atas produksi dan atau pemasaran barang dan atau atas penggunaan jasa tertentu oleh satu pelaku usaha atau kelompok pelaku usaha (pasal 1 ayat (1) Undang-undagn Anti Monopoli )
Sementara yang dimaksud dengan “praktek monopoli” adalah suatu pemusatan kekuatan ekonomi oleh salah satu atau lebih pelaku yang mengakibatkan dikuasainya produksi dan atau pemasaran atas barang dan atau jasa tertentu sehingga menimbulkan suatu persaingan usaha secara tidak sehat dan dapat merugikan kepentingan umum.

5.       Dampak positif dan negatif prilaku monopoli
1. Dampak positif
Globalisasi Monopoli dilihat dari aspek kreatifitas dan daya saing dengan semakin terbukanya pasar untuk produk-produk ekspor maka diharapkan tumbuhnya kreatifitas dan peningkatan kualitas produksi yang disebabkan dorongan untuk tetap eksis ditengah persaingan global, secara natural ini akan terjadi manakala kesadaran akan keharusan berinivasi muncul dan pada giliranya akan menghasilkan produk2 dalam negeri yang handal dan berkualitas. Disisi lain kondisi dimana kapababilitas daya saing yang rendah dan ketidakmampuan Indonesia mengelola persaingan akan menimbulkan mimpi buruk begi perekonomian negeri ini, hal ini akan mendatangkan berbaga dampak negatif globalisasi ekonomi seperti membajirnya produk2 negeri asing seperti produk cina yang akhirnya mamatikan produksi dalam negeri, warga negara Indonesia hanya akan menjadi tenaga kasar bergaji murah sedangkan pekerjaan pekerjaan yang membutuhkan skill akan dikuasai ekspatriat asing, dan sudah barang tentu lowongan pekerjaan yang saat ini sudah sangat sempit akan semakin habis karena gelombang pekerja asing. Dampak positif globalisasi ekonomi dari aspek permodalan, dari sisi ketersediaan akses dana  akan semaikin mudah memperoleh investasi dari luar negeri. Investasi secara langsung seperti pembangunan pabrik akan turut membuka lowongan kerja. hanya saja dampak positif ini akan berbalik 180 derajat ketika pemerintah tidak mampu mengelola aliran dana asing, akan terjadi justru penumpukan dana asing yang lebih menguntungkan pemilik modal dan rawan menimbulkan krisis ekonomi karena runtuhnya nilai mata uang Rupiah. Belum lagi ancaman dari semakin bebas dan mudahnya mata uang menjadi ajang spekulasi.Bayangkan saja jika sebuah investasi besar dengan meilbatkan tenaga kerja lokal yang besar tiba-tiba ditarik karena dianggap kurang prospek sudah barang tentu hal ini bisa memengaruhi kestabilan ekonomi.

Dampak positif globalisasi ekonomi dari sisi  semakin mudahnya diperoleh barang impor yang dibutuhkan masyarakat dan belum bisa diproduksi di Indonesia, alih tehnologi juga bisa terbuka sangat lebar, namun kondisi ini juga bisa berdampak buruk bagi masyarakat karena kita cenderung hanya dijadikan objek pasar, studi kasus seperti produksi motor yang di kuasai Jepang, Indonesia hanya pasar dan keuntungan penjualan dari negeri kita akan dibawa ke Jepang memperkaya bangsa Jepang. Dampak positif globalisasi ekonomi dari aspek  meningkatnya kegiatan pariwisata, sehingga membuka lapangan kerja di bidang pariwisata sekaligus menjadi ajang promosi produk Indonesia.

2.       Dampak negatif
Dari prilaku monopoli Globalisasi dan liberalisme pasar dikampayekan oleh para pengusungnya sebagai cara untuk mencapai standar hidup yang lebih tinggi, namun bagi para penentangnya globalisasi hanya kedok para kapitalis yang akan semakin melebarnya ketimpangan distribusi pendapatan antar negara  kaya dengannegara berkembang dan miskin. Penguasaan kapital yang lebih besar dengan menciptakan pasar global
Sesuai dalam Pasal 1 ayat (2) Undang-Undang Anti Monopoli.
1.       Asas dan Tujuan Antimonopoli dan Persaingan Usaha
Asas Pelaku usaha di Indonesia dalam menjalankan kegiatan usahanya berasaskan demokrasi ekonomi dengan memperhatikan keseimbangan antara kepentingan pelaku usaha dan kepentingan umum
2.       TujuanUndang-Undang (UU) persaingan usaha
adalah Undang-undang No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat (UU No.5/1999) yang bertujuan untuk memelihara pasar kompetitif dari pengaruh kesepakatan dan konspirasi yang cenderung mengurangi dan atau menghilangkan persaingan.
3.       Kepedulian utama dari UU persaingan usaha adalah promoting competition dan memperkuat kedaulatan konsumen.

6.       Monopoli yang Tidak Dilarang dan yang dilarang

Monopoli yang Tidak Dilarang

a.        Monopoli by Law
Monopoli oleh negara untuk cabang-cabang produksi penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang banyak.

b.       Monopoli by Nature
Monopoli yang lahir dan tumbuh secara alamiah karena didukung iklim dan lingkungan tertentu.

c.        Monopoli by Lisence
Izin penggunaan hak atas kekayaan intelektual.

Perjanjian yang dilarang dalam Antimonopoli dan Persaingan Usaha
Jika dibandingkan dengan pasal 1313 KUH Perdata, UU No.5/199 lebih menyebutkan secara tegas pelaku usaha sebagai subyek hukumnya, dalam undang-undang tersebut, perjanjian didefinisikan sebagai suatu perbuatan satu atau lebih pelaku usaha untuk mengikatkan diri terhadap satu atau lebih pelaku usaha lain dengan nama apapun, baik tertulis maupun tidak tertulis . Hal ini namun masih menimbulkan kerancuan. Perjanjian dengan ”understanding” apakah dapat disebut sebagai perjanjian. Perjanjian yang lebih sering disebut sebagai tacit agreement ini sudah dapat diterima oleh UU Anti Monopoli di beberapa negara, namun dalam pelaksanaannya di UU No.5/1999 masih belum dapat menerima adanya ”perjanjian dalam anggapan” tersebut.
Sebagai perbandingan dalam pasal 1 Sherman Act yang dilarang adalah bukan hanya perjanjian (contract), termasuk tacit agreement tetapi juga combination dan conspiracy. Jadi cakupannya memang lebih luas dari hanya sekedar ”perjanjian” kecuali jika tindakan tersebut—collusive behaviour—termasuk ke dalam kategori kegiatan yang dilarang dalam bab IV dari Undang-Undang Anti Monopoli .

Perjanjian yang dilarang dalam UU No.5/1999 tersebut adalah perjanjian dalam bentuk sebgai berikut :

(a) Oligopoli
(b) Penetapan harga
(c) Pembagian wilayah
(d) Pemboikotan
(e) Kartel
(f) Trust
(g) Oligopsoni
(h) Integrasi vertikal
(i) Perjanjian tertutup
(j) Perjanjian dengan pihak luar negeri

Perjanjian yang dilarang penggabungan, peleburan, dan pengambil-alihan:

• Penggabungan adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh satu Perseroan/Badan Usaha atau lebih untuk menggabungkan diri dengan Perseroan/Badan Usaha lain yang telah ada yang mengakibatkan aktiva dan pasivadari Perseroan/Badan Usaha yang menggabungkan beralih karena hukum kepadaPerseroan/Badan Usaha yang menerima Penggabungan dan selanjutnya Perseroan/Badan Usaha yang menggabungkan diri berakhir karena hukum.

• Peleburan adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh satu Perseroan/Badan Usaha atau lebih untuk meleburkan diri dengan cara mendirikan satu Perseroan/Badan Usaha baru yang karena hukum memperoleh aktiva dan pasiva dari Perseroan/Badan Usaha yang meleburkan diri dan Perseroan/Badan Usaha yang meleburkan diri berakhir karena hukum.

• Pengambilalihan adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh pelaku usaha untuk memperoleh atau mendapatkan baik seluruh atau sebagian saham dan atau aset Perseroan/Badan Usaha. yang dapat mengakibatkan beralihnya pengendalian terhadap Perseroan/Badan Usaha tersebut.



BAB X
PASAR PERSAINGAN MONOPOLISTIK
1.       Pengertian Pasar Persaingan Monopolistik
Pasar Monopolistik adalah salah satu bentuk pasar di mana terdapat banyak produsen yang menghasilkan barang serupa tetapi memiliki perbedaan dalam beberapa aspek. Penjual pada pasar monopolistik tidak terbatas, namun setiap produk yang dihasilkan pasti memiliki karakter tersendiri yang membedakannya dengan produk lainnya.
Contohnya adalah : shampoo, pasta gigi, dll. Meskipun fungsi semua shampoo sama yakni untuk membersihkan rambut, tetapi setiap produk yang dihasilkan produsen yang berbeda memiliki ciri khusus, misalnya perbedaan aroma, perbedaan warna, kemasan, dan lain-lain.
2.       Ciri – Ciri Pasar Persaingan Monopolistik
Ciri-ciri dari pasar monopolistik adalah:
§  Terdapat banyak penjual/produsen yang berkecimpung di pasar.
§  Barang yang diperjual-belikan merupakan differentiated product.
§  Para penjual memiliki kekuatan monopoli atas barang produknya sendiri.
§   Untuk memenangkan persaingan setiap penjual aktif melakukan promosi/iklan.
§  Keluar masuk pasar barang/produk relatif lebih mudah.
Pada pasar monopolistik, produsen memiliki kemampuan untuk memengaruhi harga walaupun pengaruhnya tidak sebesar produsen dari pasar monopoli atau oligopoli. Kemampuan ini berasal dari sifat barang yang dihasilkan. Karena perbedaan dan ciri khas dari suatu barang, konsumen tidak akan mudah berpindah ke merek lain, dan tetap memilih merek tersebut walau produsen menaikkan harga. Misalnya, pasar sepeda motor di Indonesia. Produk sepeda motor memang cenderung bersifat homogen, tetapi masing-masing memiliki ciri khusus sendiri. Sebut saja sepeda motor Honda, di mana ciri khususnya adalah irit bahan bakar. Sedangkan Yamaha memiliki keunggulan pada mesin yang stabil dan jarang rusak. Akibatnya tiap-tiap merek mempunyai pelanggan setia masing-masing.
Pada pasar persaingan monopolistik, harga bukanlah faktor yang bisa mendongkrak penjualan. Bagaimana kemampuan perusahaan menciptakan citra yang baik di dalam benak masyarakat, sehingga membuat mereka mau membeli produk tersebut meskipun dengan harga mahal akan sangat berpengaruh terhadap penjualan perusahaan. Oleh karenanya, perusahaan yang berada dalam pasar monopolistik harus aktif mempromosikan produk sekaligus menjaga citra perusahaannya.
3.       Kebaikan dan kelemahan Pasar persaingan Monopolistik
Dua kebaikan penting dari perusahaan pasaran monopolistik adalah :
a.        Menghasilkan barang yang berbeda corak
Ciri ini meningkatkan kesejahteraan konsumen karena mereka dapat memilih coral barang yang sesuai dengan selera dan kemampuannya.
b.       Distribusi pendapatan dalam masyarakat lebih merata
Oleh karena perusahaan terdiri dari perusahaan – perusahaan kecil yang memperoleh untung normal, pemilik modal tak memiliki kekayaan yang berlebihan dan kesempatan kerja yang diciptakan lebih besar.
Dua kelemahan utama dari perusahaan pasaran monopolistik adalah :
a.       Operasinya tidak seefisien pasar persaingan sempurna karena
§  Harga lebih tinggi
§  Kwalitas produksi lebih rendah
§  Pada kesemimbangan tidak tercapai efisiensi produktif dan efisiensi alokatif
b.      Perusahaan tidak mempunyai galakan untuk melakukan inovasi
Modal yang lebih terbatas , pasar yang terbatas dan kecenderungan untuk memperoleh keuntungan normal dalam jangka panjang menghalang firma untuk menciptakan inovasi

BAB XI
PASAR PERSAINGAN OLIGAPOLI

1.       Pengertian Pasar Persaingan Oligapoli
Pasar oligopoli adalah pasar di mana penawaran satu jenis barang dikuasai oleh beberapa perusahaan. Umumnya jumlah perusahaan lebih dari dua tetapi kurang dari sepuluh.
Dalam pasar oligopoli, setiap perusahaan memposisikan dirinya sebagai bagian yang terikat dengan permainan pasar, di mana keuntungan yang mereka dapatkan tergantung dari tindak-tanduk pesaing mereka. Sehingga semua usaha promosi, iklan, pengenalan produk baru, perubahan harga, dan sebagainya dilakukan dengan tujuan untuk menjauhkan konsumen dari pesaing mereka.
Praktek oligopoli umumnya dilakukan sebagai salah satu upaya untuk menahan perusahaan-perusahaan potensial untuk masuk kedalam pasar, dan juga perusahaan-perusahaan melakukan oligopoli sebagai salah satu usaha untuk menikmati laba normal di bawah tingkat maksimum dengan menetapkan harga jual terbatas, sehingga menyebabkan kompetisi harga di antara pelaku usaha yang melakukan praktik oligopoli menjadi tidak ada.
2.       Ciri-ciri dan macam-macam pasar oligopoli
Ciri – ciri pasar oligopoli
1. Terdapat beberapa penjual
2. Barang yang dijual homogen atau beda corak
3. Sulit dimasuki perusahaan baru
4. Membutuhkan peran iklan
5. Terdapat satu market leader (pemimpin pasar)
6. Harga jual tidak mudah berubah

Macam - macam pasar oligopoli
1. Oligopoli murni : menjual barang yang homogen. Biasanya banyak dijumpai dalam industri yang menghasilkan bahan mentah.
     Contoh : pasar semen, produsen bensin
2. Oligopoli diferensial : menjual barang berbeda corak. Barang seperti itu umumnya adalah barang akhir.
    Contoh : pasar mobil, pasar sepeda motor
3.       Struktur Pasar Persaingan Oligopoly
Umumnya terbentuk pada industri-industri yang memiliki capital intensive yang tinggi, seperti, industri semen, industri mobil, dan industri kertas.
Dalam Undang-undang No. 5 Tahun 1999, oligopoli dikelompokkan ke dalam kategori perjanjian yang dilarang, padahal umumnya oligopoli terjadi melalui keterkaitan reaksi, khususnya pada barang-barang yang bersifat homogen atau identik dengan kartel, sehingga ketentuan yang mengatur mengenai oligopoli ini sebagiknya digabung dengan ketentuan yang mengatur Faktor-faktor Penyebab Terbentuknya Pasar Oligopoli

Ada dua faktor penting yang menyebabkan terbentuknya pasar oligopoli yaitu sebagai berikut

a. Efisiensi Skala Besar
Dalam dunia nyata, perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam industri mobil, semen, kertas, pupuk dan peralatan mesin umumnya berstruktur oligopoli. Teknologi padat modal (capital intensive) yang dibutuhkan dalam proses produksi menyebabkan efisiensi (biaya rata-rata minimum) baru tercapai bila output diproduksi dalam skala sangat besar. Dalam industri mobil, untuk satu jenis, skala efisiensi baru tercapai jika produksi mobil minimal 50.000 sampai 100.000 unit per tahun. Bila perusahaan memproduksi tiga jenis mobil saja, output minimal seluruhnya antara 200.000 – 300.000 unit per tahun. Selanjutnya bila biaya produksi per mobil puluhan juta rupiah, maka dana yang dibutuhkan untuk memproduksi sebanyak ratusan miliyar rupiah per tahun. Jika dihitung dengan biaya investasi awal, maka perusahaan yang ingin memasuki industri mobil harus menyiapkan dana triliunan rupiah.
Keadaan tersebut merupakan hambatan untuk masuk (barries to entry) bagi perusahaan-perusahaan pesaing. Tidak mengherankan jika dalam pasar oligopoli hanya terdapat sedikit produsen.
b. Kompleksitas Manajemen
Berbeda dengan tiga struktur pasar lainnya (persaingan sempurna, monopoli, dan persaingan monopolistik), struktur pasar oligopoli ditandai dengan kompetisi harga dan non harga. Perusahaan juga harus cermat memperhitungkan setiap keputusan agar tidak menimbulkan reaksi yang merugikan dari perusahaan pesaing. Karena itu dalam industri oligopoli, kemampuan keuangan yang besar saja tidak cukup sebagai modal untuk bertahan dalam industri. Perusahaan juga harus memiliki kemampuan manajemen yang sangat baik agar mampu bertahan dalam struktur industri yang persaingannya begitu kompleks. Tidak banyak perusahaan yang memiliki kemampuan tersebut, sehingga dalam pasar oligopoli akhirnya hanya terdapat sedikit produsen.tur mengenai kartel

4.       Kebaikan dan kelemahan pasar persaingan oligopoly

Pada prakteknya, pasar oligopoli memiliki kebaikan sebagai berikut :
  1. Adanya efisiensi dalam menjalankan kegiatan produksi
  2. Persaingan di antara perusahaan akan memberikan keuntungan bagi konsumen dalam hal harga dan kualitas barang.

Selain menawarkan keuntungan, pasar oligopoli juga memiliki kelemahan, yaitu :
  1. Dibutuhkan investasi dan modal yang besar untuk memasuki pasar, karena adanya skala ekonomis yang telah diciptakan perusahaan sehingga sulit bagi pesaing baru untuk masuk ke dalam pasar.
  2. Apabila terdapat perusahaan yang memiliki hak paten atas sebuah produk, maka tidak memungkinkan bagi perusahaan lain untuk memproduksi barang sejenis.
  3. Perusahaan yang telah memiliki pelanggan setia akan menyulitkan perusahaan lain untuk menyainginya
  4. Adanya hambatan jangka panjang seperti pemberian hak waralaba oleh pemerintah sehingga perusahaan lain tidak bisa memasuki pasar
  5. Adanya kemungkinan terjadinya kolusi antara perusahaan di pasar yang dapat membentuk monopoli atau kartel yang merugikan masyarakat

Kartel adalah kelompok produsen independen yang bertujuan menetapkan harga, untuk membatasi suplai dan kompetisi.
Guna menghindari dampak buruk yang mungkin ditimbulkan oleh pasar oligopoli, maka pemerintah dapat membuat kebijakan sebagai berikut :

  1. Memberikan aturan kemudahan bagi perusahaan baru untuk masuk ke dalam pasar dan ikut menciptakan persaingan, seperti masuknya Petronas dan Shell
  2. Memberlakukan undang-undang anti kerjasama antar produsen, yaitu dengan diberlakukannya UU anti monopoli No. 5 Tahun 1999
Untuk mengawasi persaingan usaha di Indonesia, pemerintah telah membentuk satu badan independen yaitu Komisi Pengawas Persaingan Usaha yang disingkat dengan KPPU. Dengan adanya KPPU diharapkan dampak negatif dari oligopoli dapat dihindar

5.       Hambatan Dalam Persaingan Oligopoli
Biasanya perusahaan yang bermain dalam persaingan oligopoli adalah perusahaan yang telah  mapan, baik dari segi pengalaman, modal, sumber daya (manusia dan bahan baku) serta teknologi. Oleh karena itu, untuk persaingan oligopoli agaknya sukar bagi perusahaan baru untuk memasukinya, terutama pada persaingan yang didalamnya terdapat kesepakatan/kartel.

Adapun hambatan-hambatan itu diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Skala Ekonomis
Perusahaan yang telah lama berproduksi dan beroperasi relatif lebih memiliki kesempatan untuk menikmati skala ekonomis, karena untuk memperbesar produksinya perusahaan tersebut cukup menambah dari produksi yang sudah ada, sehingga sangat memungkinkan untuk menurunkan biaya produksi dan relatif akan mampu menjual produksinya dengan harga yang relatif lebih murah bila dibandingkan para pendatang baru.
b. Ongkos Produksi yang Berbeda
Perusahaan bisa menurunkan biaya produksi dengan membuka kapasitas produksi baru daripada tetap menggunakan kapasitas yang lama dan seterusnya, sementara bagi perusahaan baru hal itu dilakukan karena harus mengeluarkan segala macam biaya yang tidak disertai dengan produksi langsung (misalnya biaya pendidikan karyawan agar menjadi terampil).
c. Keistimewaan Hasil Produksi
Bagi perusahaan yang telah lama berdiri dan sama lamanya dengan produk yang dihasilkan menyebabkan produk tersebut menjadi dikenal oleh masyarakat dan menciptakan konsumen yang loyal pada produknya. Selain itu, berhubung dengan tingkat kerumitan produk yang dihasilkan membuat perusahaan baru haruslah dengan cermat dan hati-hati mempelajarinya sehingga membutuhkan waktu yang lama, sementara bagi perusahaan lama hal tersebut adalah hal biasa.
Selanjutnya, keistimewaan lain adalah bahwa perusahaan lama menghasilkan produk yang berfungsi sama akan tetapi disesuaikan dengan tingkatan pemakaiannya. Misalkan, INTEL, perusahaan penghasil processor terkenal, sebelumnya bersaing dengan Cyrix dan AMD dengan mengandalkan produknya, yaitu Intel Pentium (1-4). Akan tetapi, berhubung banyak pemakai komputer (PC) hanya untuk menjalankan operasi-operasi/program biasa seperti pengolah data, spreadsheet dan tampilan slide yang hanya membutuhkan procesor biasa yang umumnya diisi oleh Cyrix dan AMD, maka INTEL pun membuat Celeron dengan harga relatif sama dengan pesaingnya, namun dengan kemampuan sama dengan pendahulunya (Pentium 1-4)

5 komentar:

Unknown mengatakan...

mas boleh minta softcopy aslinya ga? semua grafik atau kurva nya gakebaca di blog ini, mungkin bisa dikirim jika berkenan ke alamat email faqriitufadli@yahoo.com terima kasih sebelumnya:-)

Unknown mengatakan...

mas mau softcopy nya boleh engga ?:) kurvanya tidak muncul hehe.makasih

Unknown mengatakan...

kirim ke email ini ya hnurjanah66@gmail.com makasih

Unknown mengatakan...

mas, kurvanya ga kelihatan
bisa minta softcopy nya?
alamatnya, gear_ian@yahoo.co.id
terima kasih...

panaidema mengatakan...

Casino at Mohegan Sun Tickets - Ticketmaster
Buy Casino at 울산광역 출장마사지 Mohegan Sun tickets at Ticketmaster.com. Find Casino at Mohegan 고양 출장마사지 Sun venue concert and event schedules, venue information, 천안 출장마사지 directions, Thu, Dec 16Miss America 100th Sat, Dec 18Goosemas 2021Dec 31, 2022Bowzers OddsMon, 제주도 출장안마 Dec 13Christmas Eve 고양 출장마사지 2021

Posting Komentar